Perasaan terbaik adalah, tidak merasakan apapun.••••
Gadis dengan balutan pakaian kurang bahan itu berjalan keluar dari sebuah tempat hiburan malam. Pakaian berwarna merah menyala yang mengekspos bahu dan juga pahanya yang mulus menambah kesan seksi.
Ia memasuki mobilnya yang terparkir didepan trotoar hiburan malam tersebut, bahkan dari luar suara dentuman dari dalam sana masih terdengar jelas. Bisa dibayangkan bagaimana bisingnya jika masuk kedalam.
Gadis itu meletakan tasnya di atas dasboard mobil, kemudian memasang sabuk pengaman dengan sedikit kesusahan. Kesadarannya masih ada meskipun dia sempat meminum alkohol dengan porsi yang cukup banyak.
Kemudian mobil dijalankan membelah sunyinya jalan raya karena sekarang sudah menginjak tengah malam.
Cindy Dislabela. Gadis cantik dengan tubuh yang indah menjadi pelengkap. Anak dari pebisnis sukses di tanah air yang saat ini tengah merambat ke negara tetangga. Sedari kecil Cindy selalu dimanja oleh ayah dan ibunya. Disuguhi oleh harta yang bergelimang membuat Cindy memiliki hobby yang sedikit tidak benar, yaitu menghambur hamburkan uang entah untuk belanja atau berpesta seperti malam ini.
Mobil yang dikendarai gadis itu memasuki halaman rumah megah keluarga Dislabela. Setelah memarkirkan di garasi, Cindy memasuki rumahnya dengan langkah ringan. Tuan Yanuar Dislabela tidak pernah menegur Cindy jika pulang tengah malam, atau bahkan jika tidak pulang sekalipun. Hanya saja Nyonya Dislabela yang terkadang menceramahi Cindy karena takut anaknya terpengaruh pergaulan bebas. Padahal tanpa ia tahu, anaknya memang sudah mendalami pergaulan bebas tersebut.
"Loh? Papi belum tidur? Tumben." Kaget Cindy mendapati Papinya tengah duduk bersama lembaran kertas yang berserakan diatas meja ruang tamu.
Gadis itu mendekati papinya, lalu mendudukan diri di single sofa seberang papinya duduk.
"Oh ya, papi.. aku boleh minta uang lagi gak? Gak banyak kok, cuma lima juta aja. Uang yang papi kasih tadi udah habis buat dugem." Pinta Cindy sembari menyandongkan tangan kanannya isyarat meminta uang. Tak lupa ia menampilkan cengiran khas.
Bukan uang yang ia dapat seperti biasanya. Melainkan plototan amarah dan bentakan yang membuatnya terkejut seketika.
"UANG UANG UANG!SEKARANG KITA BANGKRUT!" Tuan Yanuar menatap nyalang putri semata wayangnya itu.
"Jangankan lima juta, Cindy. Satu juta saja papi tidak punya! Bangkrut! Kita benar benar bangkrut!"
Cindy melotot terkejut. Bangkrut? Bagaimana bisa padahal sebelum ia berangkat untuk dugem pun ayahnya masih bisa memberikan uang senilai sepuluh juta tanpa embel embel apapun. Kenapa bisa seinstan dan secepat itu? Mustahil sekali.
"Ke-kenapa bisa? Tadi sore bahkan papi masih bisa memberikan uang sepuluh juta untukku!"
"Kolega papi memutuskan kerja sama begitu saja Cindy. Papi rugi besar! Hanya rumah ini yang tersisa," Tuan Yanuar memegang kepalanya yang terasa pening memikirkan masalah yang tiba tiba datang seperti ini.
Tadi, secara tiba tiba kolega bisnisnya memutuskan kerja sama padahal modal yang ia tanamkan begitu besar. Tentu mengakibatkan kerugian yang sangat besar untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]
Teen FictionGENRE ; DARK ROMANCE, PSYCO, ACTION •••• SINOPSIS ; Aslanio Zuconus. Bukan goodboy, bukan juga badboy. Tapi dia amat sangat berbahaya. Tujuan hidupnya cuma satu, melindungi gadis yang menjadi separuh nafasnya. Layaknya manusia yang membutuhkan oksig...