ASBD 39 - Elanor and Xlovenos

18.3K 1.8K 1.5K
                                    

Aku terlambat menyadari, bahwa kamu hanya sebatas titipan yang kujaga bukan untuk digenggam.

••••

ASEEEKKK UPDATEEE!
SIAPA YANG SENENG?


••••

"Sekarang, lo udah jadi orang tua dong?" tanya Gita, sembari mengambil satu kotak wadah berisi tas bermerek branded dari dalam keranjang besar.

Ia berada dikamar Zoya, menemani gadis itu sesuai arahan Aslan. Siang tadi, satu supir datang kerumah untuk menjemputnya agar kemari.

Zoya mengedikan bahunya, "Gak tau juga," jawabnya ragu. Ia membalikkan badan, yang tadinya tengkurap sekarang telentang. Maniknya memandang langit langit kamar.

Jujur saja, keputusan Aslan sangat tiba tiba baginya. Terasa mengganjal dan...aneh. Tapi, bagaimanapun juga Zoya harus menerima. Terlebih saat mendengar kilas balik kehidupan Zervus, membuatnya tidak tega. Opsi itu tidak menjadi patokan Zoya untuk menerima Zervus, ada banyak hal yang menjadi pendukung ia menerima Zervus dalam kehidupannya. Apalagi, mengadopsinya menjadi seorang anak.

"Menurut kamu, Zervus itu gimana?"

Gita menoleh, "Unik sih, tadi gue sempet ngomong sama dia sebentar di luar," ia mengingat obrolanya bersama bocah berumur tujuh tahun itu saat tiba di mansion ini.

"Kalau kata gue, Zervus itu versi kecilnya Aslan," tanganya bergerak mengusap lenganya sendiri yang tiba tiba merinding, waktu mengobrol dengan Zervus tadi, mata bocah itu terus menatapnya dengan intens. Membuatnya ngeri sekaligus tidak nyaman.

Zoya mengangguk, membenarkan ucapan Gita.

"Gue yang ini aja deh," ucap Gita, menjunjung bagpack berwarna putih susu.

Kalian ingat dengan banyaknya tas bermerek Channel di mobil box yang Aslan berikan sebagai hadiah ulang tahun Zoya?

Karena terlampau banyak, ia membaginya dengan Gita. Dengan persetujuan izin dari Aslan, tentunya. Lagipula, tas yang Zoya miliki sudah sangat banyak. Ia yakin tidak akan bisa memakainya satu persatu mengingat ia jarang sekali keluar mansion.

"Pilih lagi deh, kali aja ada yang menarik di kamu," Zoya bangkit, mengambil beberapa kotak lagi dan memberikanya kepada Gita.

"Enaknya jadi temen lo," Gita terkekeh. Tidak munafik, Gita menikmati kehidupannya saat menjadi teman dari Zoya.

Berbanding terbalik saat sebelum mereka berdua berteman.

Hubungan keduanya memang saling bermualistme. Seperti Gita yang mendapat banyak pengaruh menguntungkan, begitupun dengan Zoya. Karena dengan adanya Gita, Zoya bisa merasakan pertemanan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

•••

Siang ini, halaman mansion Zuconus terlihat ramai dengan banyaknya mobil dominan berwarna hitam yang berjejer rapi.

Dengan setelan jas berwarna hitam mengkilap, Aslan berjalan dari dalam mansion. Disampingnya ada Mike dengan setelan yang sama, berikut dengan Zervus yang terlihat menawan dengan kaos hitam santainya.

Ia kira, tamu istimewanya ini akan datang sekiranya hanya membawa dua pengikut saja. Ternyata, semua minions-nya dia bawa. Hingga mobil mereka semua memenuhi halaman mansionya yang sangat luas.

"Tepat waktu," gumam Aslan, melirik arloji mewah yang melingkar pada pergelangan tanganya. Dia datang tepat waktu sesuai perjanjian.

Elanor, pria paruh bawa yang terlihat begitu maskulin baru saja keluar dari mobilnya. Dari jarak yang sedikit jauh, Aslan bisa memperkirakan ada sekiranya lima puluh pengikut pria itu yang berkunjung ke mansionya.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang