Manusia menunjukan jati diri mereka saat keadaan terburuk.- The Penthouse Season 2
••••
Aku udah update part ini 3 kali loh😭 tapi kok ilang terus ya? WP error' apa gimana sih?
•••
Tengah malam begini yang paling enak dilakukan oleh manusia haus darah adalah, membunuh.
Pembunuh perdarah dingin, menurut kalian apakah Aslan pantas mendapatkan julukan itu?
Oh! Ataukah psikopat sadis, yang lebih cocok?
Entahlah, semua julukan yang tersirat makna 'menyiksa' akan sangat cocok untuk manusia bajingan seperti Aslanio Zuconus.
Aslan berjalan ditengah sunyinya kota, dengan Hoodie berwarna hitam dan celana jeans panjang sangat menambah kesan tampan cowok berbadan ideal itu. Satu tanganya dimasukan kedalam satu celana, sedangan satu tangan yang lain memegang Vape. Sesekali menghisapnya.
Akhir akhir ini dia lebih senang mengisap benda itu, tetapi tetap saja lebih enak menghisap leher dan bibir Zoya, euh.
Manik tajamnya semakin menajam kala melihat seseorang wanita keluar dari sebuah club' dengan berjalan terseok seok. Aslan yakini wanita itu sedang mabuk.
Huh? Sepertinya dia jalang. Dari pakaiannya saja sudah terlihat murahan karena menampilkan aset buah dadanya.
Baiklah, mari Aslan buktikan seberapa murahannya dia.
Aslan membuang Vape nya asal sebelum menghampiri wanita itu.
"Sendiri saja?"
Wanita itu memejamkan matanya sesaat guna menghilangkan rasa fly, padahal ia hanya meminum dua gelas saja.
Ah Dewa! Nikmat mana yang terdustakan jika melihat wajah setampan ini?
Apakah dihadapanya ini manusia? Atau sang Zeus?
"Kau tampan sekali," bibir berwarna merah menyala wanita itu membuat gairah darah dalam diri Aslan semakin memuncak saja.
"Ayo pergi bersamaku, aku- euh akan memberikannya secara gratis." dia sedikit oleng kembali.
Aslan menyeringai, benarkan? ia mendapatkan mangsa yang tepat.
"Tentu,"
"Ah? Tunggu dulu, sepertinya aku harus mencicipi bibir tebalmu disini sebelum kita melakukan yang lebih?"
Sebelum wanita ini meraih bibirnya Aslan langsung menampar wajahnya dengan keras. Kurang ajar sekali, bibirnya hanya untuk Zoya!
"Jalang sialan."
"Hei, tampan kenapa kau menamparku?"
Pupus sudah rencana Aslan membawa wanita ini ke tempat penyekapanya, karena ditempat ini saja dia sudah berhasil memancing amarahnya.
Aslan mengambil pisau di saku Hoodie yang ia kenakan, pisau kecil yang memiliki ketajaman bagai pedang.
Pisau inilah yang telah menjadi perantara Aslan membunuh para mangsanya.
Aslan menancapkan pisau itu pada mulut si korban. Tentu saja korban kaget, matanya melotot dan ia tidak bisa berkata kata lagi.
Rongga mulutnya mati rasa, dan cairan kental berwarna merah bercampur bening keluar dari mulutnya. Ia mendadak gagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]
Teen FictionGENRE ; DARK ROMANCE, PSYCO, ACTION •••• SINOPSIS ; Aslanio Zuconus. Bukan goodboy, bukan juga badboy. Tapi dia amat sangat berbahaya. Tujuan hidupnya cuma satu, melindungi gadis yang menjadi separuh nafasnya. Layaknya manusia yang membutuhkan oksig...