ASBD 38 - Zervus

16.6K 1.9K 1.4K
                                    


Level tertinggi mencintai seseorang adalah saat kamu mampu membuatnya bahagia, apapun caranya.

•••

Haiii prennnn!

Kangen gak sama Aslan Zoya?


••••

Namanya Zoya Amirin Darmawangsa. Kerap dipanggil Zoya, tapi kalau Aslan lebih sering memanggilnya sayang.

Gadis jelita keturunan tunggal dari marga Darmawangsa. Sedari kecil hidupnya sudah diliputi banyak kemewahan dan kasih sayang.

Tetapi sejak ibunya meninggal, penderitaan terus saja mendatanginya. Seperti, perusahan ayahnya yang tiba tiba kolep dan berujung bangkrut. Lalu sang Ayah menyusul meninggalkannya sendiri.

Zoya pikir, setelah itu tidak akan ada lagi kebahagiaan yang akan menghampiri. Terlalu pesimis dengan takdir yang ia jalani. Diusianya yang begitu kecil apalagi faktor manja pada dirinya, tentu saja ia tidak bisa berfikir dengan jernih dengan kelanjutan hidupnya setelah pemakaman sang ayah.

Waktu itu orang orang yang melayat di pemakaman ayahnya mengatakan akan menitipkanya di panti sosial, dan ia hanya bisa pasrah. Karena itu memang pilihan yang benar.

Tetapi takdir ternyata tidak sejahat itu kepada Zoya.

Tuhan mengirimkan dewa penyelamat yang dengan sukarela menariknya dari kepedihan. Membawanya menjauh dari kehancuran. Dan mendekapnya penuh cinta dan kasih sayang.

Dengan itu, Zoya mendapatkan kembali kemewahan kasih sayang yang hilang dari kedua orang tuanya.

Dan detik ini, perjalanan cinta mereka telah sampai pada pucuk kesempurnaan.

Zoya menyembunyikan wajahnya pada bantal berbulu, suara Aslan beberapa waktu lalu terus saja berputar pada gendang telinganya. Membuat hati Zoya terus saja berdegup dengan cepat.

"Ih! Tolong dong, tenang!" Zoya berucap sembari memegangi dadanya.

Ia menggigit bibir bawahnya, ingin berteriak.

"Ahh," tanganya menarik selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya.

Mengingat dengan jelas bagaimana moment bahagia itu terjadi beberapa waktu lalu.

"Will you marry me?" Aslan mengatakanya begitu lugas, dengan mata yang menyorot kekasihnya intens.

Bibir Zoya terasa kelu dan tidak mampu berkata kata. Namun percaya lah, perasaan berbunga bunga menjalar dalam rongga hatinya. Terlebih desiran hangat yang mengalir dalam peredaran darahnya, bak menyatu bersama hemoglobin.

Namun dengan gerakan pasti, Zoya mendekat dan memeluk Aslan begitu erat.

"Dengan ini, kamu tahu jawabanku 'kan?"

•••

Aslan menuruni anak tangga mansionya, rangkaian bunga bunga beberapa waktu lalu sudah dibersihkan oleh para pelayan. Menurutnya satu kali saja Zoya sudah cukup melihatnya, ia tidak ingin Zoya terlalu terpukau dengan berbagai rancangan bunga bunga itu.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang