ASBD 25 - Terror

18.5K 1.7K 150
                                    


Aku yang mengirim pesan,
Aku yang memulai percakapan,
Lalu, kamu? Hanya menunggu pesanku.
Bukankah aku sama saja seperti berjuang sendirian? Meskipun hanya sebatas pesan.

•••


Ramein chapter ini dengan comment dan votes, selamat membaca!

••••

Zoya berjalan di koridor SMA Ganesha. Tumbenya, ia hanya sendiri. Tidak ada Aslan, ataupun pengawal yang selalu siap siaga mengikuti kemana-pun gadis jelita itu melangkah.

Toilet di koridor jurusan MIPA memang berada dilantai bawah, karena gedung MIPA dibagi menjadi dua yaitu lantai atas dan bawah. Suasana sangat sunyi dikarena masih jam pembelajaran, jadi Zoya tidak perlu takut merasa risih karena terus diperhatikan siswa lain.

Tadi, saat pembelajaran Bu Ningsih selaku guru yang mengajar Sastra Inggris, panggilan alam memanggil Zoya. Alhasil gadis itu izin untuk ke toilet.

Aslan sempat bersikukuh untuk menemaninya, tetapi Zoya menolak secara halus. Hanya ke toilet saja, masa harus ditemani segala?

Langkah gadis itu terhenti, saat merasakan seseorang berjalan dibelakangnya. Namun saat ia menengok kebelakang tidak ada siapa siapa.

"Perasaan aku aja, kali ya?" monolognya sendiri.

Memilih tak ambil pusing, gadis dengan rambut yang dibiarkan terurai itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Panggilan alam sudah sangat diujung.

Sampai di toilet, ia segera memasuki salah satu bilik guna menuntaskan sesuatu yang sebentar lagi keluar.

"Uuh, akhirnya." Ia bernafas lega. Sebelum keluar ia mencuci tanganya terlebih dahulu.

Tanganya bergerak meraih knop pintu, "Astaga!" pekiknya terkejut. Kenapa pintunya tidak bisa terbuka!?

Dengan perasaan gelisah, Zoya kembali berusaha membuka menekan knop pintu toilet, berharap bisa terbuka.

Lama mencoba, hasilnya tetap sama. Ia menyandarkan diri ditembok toilet. "Masa sih dikunci dari luar?", kan tidak mungkin terkunci sendiri?

Zoya merogoh saku roknya, mencari ponsel untuk menghubungi Aslan. Tapi, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak denganya, ponselnya tidak ada!

"Pasti ada dikelas!" Dan sekarang, Zoya semakin dibuat takut.

"Tolong siapapun yang ada diluar, buka pintunya!" Gadis itu menggedor nggedor pintu toilet, berharap ada seseorang diluar toilet yang bisa mengeluarkanya.

Ia menyesal, seharusnya tadi ia tidak usah menolak saran dari Aslan untuk menemaninya.

Zoya menunduk, ada satu kertas lipat berwarna putih yang baru saja dimasukan dari sela sela pintu toilet. Berarti, diluar toilet ada seseorang, bukan?

"TOLONG BUKA PINTUNYA! ADA ORANG KAN DISANA?!" teriak Zoya, kembali menggedor pintu dengan keras.

Dan, benar saja. Tak lama pintu dapat terbuka. Zoya bernafas lega, "Puji Tuhan,"  ia bergumam, kemudian mengambil lipatan kertas disamping kakinya menapak lalu keluar dari bilik itu.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang