ASBD 16 - Kiss

35.6K 2.7K 156
                                    

Semakin tinggi suara tertawa, maka semakin dalam jurang dihatimu.

••••

Sudah satu Minggu  Zoya pulang dari rumah sakit. Keaadaanya pun sudah membaik, tidak ada bekas luka di bahu maupun sikunya. Gadis itu benar benar sudah sembuh total sampai ke akar akarnya. Dokter handal merawatnya begitu baik. Aslan tidak ingin jika kekasihnya itu memiliki bekas luka sekecil apapun, Zoya harus sempurna di matanya.

Jangan kalian fikir Aslan begitu mencintai Zoya apa adanya. Kalian salah besar, kecantikan yang sempurna dari gadis itu yang membuat hati Aslan tertarik sedari kecil. Bahkan kecantikan gadis itu hampir menyamai sang Fortuna. Kemudian dituntun oleh rasa nyaman yang berjalan seiringnya waktu membuat perasaan tertarik bermetamorfosa menjadi cinta. Cinta yang begitu dalam hingga menggiring sebagai obsesi, maybe?

Aslan mencintai Zoya, sangat. Dan bagi lelaki keras seperti dia, mencintai berarti harus memiliki. Aslan sangat benci jika mendengar seseorang melontarkan kalimat 'cinta tidak harus memiliki' , oh ayolah, itu terdengar begitu munafik di telinga. Dan hanya orang orang bodoh yang akan melakukan hal tersebut.

Hari ini Zoya sudah mulai bersekolah kembali, tentu saja dengan merengek dan menangis terlebih dahulu agar Aslan mau mengizinkan. Lelaki itu benar benar protektive sekali kepadanya.

Keduanya duduk di meja makan untuk menikmati sarapan sebelum berangkat sekolah, lauk pauk sudah tersaji sempurna diatas meja.

"Aslan ini seriusan? Aku bukan kambing, loh?" Ucap Zoya tak percaya melihat piring yang disodorkan Aslan untuknya.

Dihadapanya banyak sekali lauk pauk, tetapi mengapa yang disodorkan untuknya hanya sayur mayur saja?

"Tidak ada yang bilang kalau kamu kambing, sayang."

"Ya terus kenapa cuma ini?"

"Demi kesehatanmu."

Bibir Zoya menurun kebawah, matanya berkaca kaca. Ia membanting sendok yang dipegang sehingga menimbulkan bunyi nyaring.

"Sayang...." Gumam Aslan, lelaki sudah tahu betul sesuatu yang akan terjadi setelah ini. Apalagi kalau bukan Zoya ngambek dan mogok ngomong denganya?

"Makan ini ya? Demi kesehatan kamu, nanti kalau udah pulih total kamu bebas makan apapun semaumu." Bujuk Aslan, ia memegang bahu gadis itu tetapi ditepis oleh empunya.

Aslan menghela nafas melihat cairan bening merembes dari mata sayu kekasihnya.

"Oke oke, makan apapun yang kamu mau. Aku tidak akan melarang." Pasrahnya.

Tetapi Zoya masih tetap diam tak bergeming. Aslan menggeser kursi yang ia duduki agar lebih dekat dengan kekasihnya.

"Apa yang harus aku lakukan agar kamu bersuara?"

Zoya tampak menarik nafasnya.

"Kenapa sih aku selalu dipaksa buat makan makanan kambing itu? Kenapa juga gak boleh makan junk food, kenapa gak boleh ngemil ini itu, takut aku gendut iya?"

"Kamu gak suka kalau aku gendut? Makanya aku harus makan gituan kan? Kam---" ucapan Zoya terpotong karena dengan tiba tiba Aslan membungkam mulutnya dengan bibir tebal nan kenyal itu. Zoya melotot, tetapi Aslan seolah buta. Lelaki itu menahan tengkuk sang kekasih untuk memperdalam ciumannya.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang