ASBD 04 - Need a Friend

52.9K 4K 218
                                    

Berbohong akan membawamu kedalam masalah selanjutnya.

•••••

Aslan mendobrak pintu kelas yang tidak tertutup sama sekali dengan kencang, hingga menimbulkan suara dubrakan yang keras.

Setelah mendapatkan laporan dari pengawal yang ia tugaskan untuk menjaga gadisnya dari depan kelas bahwa terjadi sesuatu yang buruk terhadap Zoya, cowok itu langsung berlari sekencang kencangnya menuju kelas. Makanan yang tadi ia beli pun dibuang asal olehnya, prioritasnya adalah Zoya.

Aslan menggeram marah karena justru Zoya dikerubungi oleh anak sekelas, tidakah mereka berfikir kalau Zoya akan kehabisan oksigen jika mereka tetap mengerubungi gadisnya?

"MINGGIR!"

Satu sentakan yang dilayangkan Aslan berhasil membuat anak anak membubarkan diri dari kerumunan yang telah terciptakan. Pandangan Aslan kini terjatuh pada kekasihnya yang tengah bergetar ketakutan, langsung saja Aslan mendekap tubuh mungil itu lembut membawanya dalam rengkuhan.

"Hei, kenapa?" Tanya Aslan.

Zoya dengan ragu menunjuk ponselnya yang berada diatas meja, tetapi dengan pandanganya ia benamkan di dada Aslan.

Aslan melihatnya, ia menggeram mengetahui phobia gadisnya sedang kambuh. Tangan kekar itu melempar ponsel berlogo apel gigit milik Zoya ke dinding, sehingga benda pipih tersebut hancur berkeping keping.

Anak anak mlongo melihat itu, meskipun mereka tahu bagi seorang Aslan, ponsel tersebut bagaikan pecahan beling yang tidak berguna. Tetapi ponsel itu bagaikan berlian yang harus dijaga oleh mereka. Apalagi mereka tahu, harga ponsel milik Zoya tidaklah murah.

Aslan membawa Zoya ke UKS, untuk menenangkan gadis itu. Para bahawanya pun setia mengawal dibelakang. Jika dilihat lihat, Aslan seperti publik figur saja sampai dikawal sedemikian begitu.

Nyatanya Aslan lebih dari seorang publik figur, dia lebih dari siapapun dan apapun.

"Sudah tenang, hm?"

Zoya mengangguk ragu.

Mungkin kalian bertanya tanya tentang phobia yang dimiliki oleh Zoya. Mari kita ketahui bersama, Zoya menderita phobia terhadap semua jenis boneka. Aneh bukan? Yang biasanya anak perempuan sangat menyukai apapun yang berkaitan dengan boneka, justru Zoya membencinya.

Semuanya memiliki alasan, begitupun phobia Zoya.

Begini ceritanya,

Flashback on

Saat itu Hendra Darmawangsa membawa putri semata wayangnya berlibur disebuah hutan kota. Ia sangat dilanda depresi karena perusahaan yang ia bangun dengan hasil jerih payahnya sendiri dikabarkan bangkrut bulan lalu. Dan sekarang ia sudah tidak mempunyai apa apa lagi, hanya putri semata wayangnya yang menjadi harta berharga dalam hidup.

Karena tidak mempunyai biaya, dan Zoya terus saja merengek meminta berlibur jadilah Hendra mengajak putrinya itu ke hutan kota saja. Selain karena tidak menguras biaya, hutan kota juga memiliki udara yang begitu sejuk sehingga bisa meredakan sedikit rasa stressnya. Zoya yang selalu ia manjakan dengan harta membuatnya bertambah setres, karena gadis itu akan selalu merengek jika keinginannya tidak dituruti.

"Ayah, lihat ini!" Tunjuk Zoya kecil kepada boneka Mei-mei ditangannya. Boneka itu merupakan benda kesayangannya.

"Dia mirip dengan Zoya, bukan?"

Hendra terkekeh mendengar penuturan polos buah hatinya dengan mendiang sang istri,"Bahkan kau lebih menggemaskan daripada boneka itu, sayang."

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang