Aku terlalu percaya diri, hingga berfikir bisa mendapatkan raga dan rasamu.
•••••
Mike membuka pintu ruang kerja milik sang atasan dengan pelan, takut jika atasanya akan terganggu.
Pemuda itu melihat Aslan tengah membaca berkas berkas penting yang sempat ia berikan tadi siang sepulang tuanya bersekolah.
"Tuan..." Panggil Mike.
Aslan mendongak. Mempersilahkan agar Mike melanjutkan ucapannya.
"Salah satu karyawan melakukan penggelapan dana," adu pria berumur dua puluh tahun itu.
Wajah Aslan masih tetap datar seperti biasanya. Namun aura dalam ruangan terasa begitu panas bagi tubuh Mike. Selalu seperti ini jika dia membawakan kabar yang kurang menyenangkan untuk didengar.
Bahkan, sering kali Mike menjadi pelampiasan kemarahan tuanya tersebut. Hal itu tidak membuat Mike membenci Aslan, justru Mike akan terus mengabdi kepada lelaki yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya.
Ia rela saat kematiannya berada di tangan Aslan. Namun sepertinya hal itu tidak akan terjadi, entah kenapa Mike sangat mempercayai satu opininya tersebut.
"Berapa?"
"Tidak banyak, hanya sekitar lima puluh juta saja."
Aslan menyeringai kecil, sepertinya malam ini ia mendapatkan mangsa baru untuk melampiaskan nafsunya akan darah manusia.
"Bawa dia ke penyekapan, dalam keadaan hidup,"
Mike mengangguk patuh, kemudian pemuda itu keluar dari ruangan untuk melaksanakan perintah dari sang atasan.
Sebelum melakukan 'sesuatu' yang menyenangkan nanti, Aslan lebih dulu pergi ke kamar gadisnya dengan tujuan mengecek apakah sedang tidur atau tidak.
Dan ternyata gadis kesayanganya itu tengah sibuk bermain ponsel. Aslan jadi cemburu dengan ponsel yang dipegang gadisnya, karena berhasil menyusutkan atensi Zoya dari dirinya.
Kalau saja ponsel itu benda hidup, pasti sudah 'remuk' ditangan Aslan.
"Apakah ponsel lebih menarik dari wajahku?"
Barulah setelah Aslan mengucapkan kalimat itu, Zoya mengalihkan atensinya. Gadis itu nyengir lebar.
Aslan mengangkat sebelah alis bertanda tanya. Kalau sudah begini pasti Zoya sedang menginginkan sesuatu. Untuk hal begitu, bukanlah masalah besar bagi Aslan. Apapun yang Zoya inginkan sebisa mungkin akan ia turuti, pengecualian jika gadisnya menginginkan untuk pergi dari dirinya. Itu mustahil. Sangat sangat mustahil.
Memikirkan-nya saja membuat Aslan kesal sendiri. Apalagi sampai itu terjadi, Aslan bersumoah tidak akan membiarkanya.
Zoya menunjukan layar ponselnya, Aslan tersenyum tipis saat melihat layar ponsel menunjukan sebuah sepatu Sneakers' pada sebuah beranda aplikasi belanja online. Harganya 45 juta tetapi bagi Aslan harganya setara dengan 45 rupiah saja.
"Besok kamu akan memilikinya."
Mata Zoya berbinar lucu,"Sungguh?"
Aslan mengecup pipi Zoya sebelah kanan, kemudian mengangguk singkat. "Apapun untukmu, sekarang tidurlah."
"Terimakasih, sayang!"
Zoya memeluk Aslan erat, menyalurkan rasa bahagianya setelah mendapatkan Sneakers' yang menarik perhatian. Gadis itu selalu begitu jika keinginannya dituruti oleh sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]
Teen FictionGENRE ; DARK ROMANCE, PSYCO, ACTION •••• SINOPSIS ; Aslanio Zuconus. Bukan goodboy, bukan juga badboy. Tapi dia amat sangat berbahaya. Tujuan hidupnya cuma satu, melindungi gadis yang menjadi separuh nafasnya. Layaknya manusia yang membutuhkan oksig...