ASBD 14 - Punishment

32.1K 2.4K 101
                                    

Ketika kamu jatuh cinta, logika seakan mati dituntun oleh perasaan.

••••

Kasih tanda kalo ada typo!

••••

"Sayang, bangun. Aku disini, gak ada yang bisa nyakitin kamu lagi." gumam lelaki itu, tanganya setia menggengam erat jemari sang kekasih. Sesekali mengecupnya dengan lembut.

Mata kelam itu nampak memancarkan kekhawatiran yang begitu ketara, memandang wajah pucat sang gadis yang setia terpejam dalam lelap. Aroma khas rumah sakit sudah setia menyergap indra penciumannya sedari tadi.

Lelaki itu, Aslan. Mendengar kekasihnya pingsan tak sadarkan diri, ia segera memulangkan diri menggunakan pesawat pribadinya. Perasaan cemas menggelayuti sepanjang perjalanan.

Mike dan Gita, kedua orang itu sudah kenyang dengan kemarahan Aslan sedari tadi. Lelaki bermata kelam tersebut langsung mengamuk membanting benda apapun yang berada dirumah sakit. Tidak ada yang berani mencegah apalagi sampai melarang lelaki itu melakukan keinginanya.

Mike dan Gita bisa sedikit bernafas lega, pasalnya Aslan tidak langsung menghukum kedua orang itu. Ditunda dengan pingsanya Zoya yang belum siuman.

Tetapi tunggu saja, Aslan pasti akan menghukum mereka. Ingatlah, tidak ada yang bisa lolos dari cengkraman seorang Aslanio Zuconus. Billionare remaja itu sangat berbahaya melebihi induk singa yang anaknya diganggu.

Jangan lupakan calon wanita pelacur macam Cindy. Perempuan satu itu juga tidak akan lolos dari tangan manis Aslan.

"Semua orang tidak ada yang becus jaga kamu. Hanya aku. Cuma aku, yang bisa jaga kamu, sayang."

Aslan meletakan tangan Zoya diatas perut gadis itu. Wajahnya mengeras mengingat luka bakar dibahu gadisnya yang sempat ia lihat tadi dan juga luka gores berwarna merah yang ada di siku.

"Sialan!" Aslan berdesis menahan marah.

Andai saja dia tidak keluar kota untuk mengurus pembangunan cabang perusahaan barunya. Andai saja dia tetap menyuruh Mike untuk mengikuti gadisnya. Andai saja 'teman' gadisnya tidak ceroboh.

Andai, andai, dan andai.

Selain itu, apalagi yang bisa Aslan sesali. Rasanya dia ingin mengutuk semua orang yang terlibat!

Raga, batin, serta jiwanya tidak akan rela jika Zoya terluka meski seujung kuku pun.

"Eunghhh." Suara lenguhan menyadarkan Aslan.

Perlahan wajah Aslan mengendur seiring melihat kelopak mata Zoya mulai terbuka.

"Sayang! Hey, aku disini." tanganya mengenggam kembali jemari kecil gadisnya.

"Mi-minum."

Dengan cekatan lelaki itu mengambil gelas berisi air mineral diatas nakas yang sudah disediakan oleh suster. Membuka plastik highienis pelindung pipet lalu membantu Zoya meminumnya.

Setelah selesai, ia kembali meletakan gelas yang sudah tersisa setengah itu diatas nakas.

"Kamu pulang?" Tanya Zoya dengan suara yang lemah.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang