ASBD 17 - Vengeance!

27.5K 2.4K 139
                                    

Dibandingkan kepergianmu, senja jauh lebih sopan dalam berpamitan.


••••

Kasih tanda kalau ada typo - ketik pake hape soalnya.


•••••


"Hari ini kamu pulang bersama Gita, ada banyak urusan yang harus aku selesaikan. Ingat, jangan pergi tanpa pengawal."

"Urusan apa?" Tanya Zoya dengan mata yang sedikit menyipit.

"Gita, bawa Zoya pulang."

"Aslan! Kamu belum menjawab pertanyaanku."

Aslan memegang kedua bahu kekasihnya, saat ini kelas sudah sepi. Hanya ada mereka yaitu Gita, Aslan dan Zoya, serta beberapa pengawal. Wajar saja, jam pulang sudah tiba sejak beberapa menit yang lalu.

"Urusan yang tidak boleh kamu ketahui," Aslan tersenyum tipis dan mengacak surai kekasihnya, sehingga membuatnya berantakan.

Zoya mengerucut. Dengan segera ia membenarkan tataan rambutnya seperti semula.

"Cepat bawa gadisku ini pergi." Perintah Aslan dengan suara yang datar, matanya menatap tajam Gita.

Gita menunduk dan mengangguk, dengan segera dia menggandeng lengan Zoya dan membawa gadis itu keluar kelas.

Zoya menggerutu kecil. "Dia sangat tidak sopan denganmu kan? Aish dasar psikopat gila!"

Gita memutar bola matanya, "Lo gak ada bedanya sama dia, jadi mending Lo diem aja, oke? pusing gue."

"Gak ada bedanya gimana sih, jelas banyak dong perbedaanya." Rajuk Zoya, ia melipat kedua tanganya didepan dada.

"Persamaannya adalah, Lo dan Aslan sama sama bahaya buat gue!"

"Aish kamu ini, berani ngomong gitu dibelakang Aslan doang." Ledek Zoya, ia mencolek bahu sahabat satu satunya itu.

Gita menepis jemari Zoya yang mencolek bahunya. "Mana ada? Gak ada Aslan tuh didepan gue."

"Bukan gitu maksudnya, Gita!" Sebal Zoya karena Gita memutarbalikan ledekanya.

"By the way, ada urusan apa sih, dia?" Zoya sedikit penasaran.

Gita mengangkat bahunya, "lah? mana gue tau, urusan kerjaan kali. Positif thinking aja Zoy!" Gita merangkul bahu Zoya.

Zoya mengangguk. Benar, ia tidak boleh berperasangja negatif tentang kekasihnya.

Disisi lain, Aslan berjalan menuju gudang sekolah diikuti oleh dua pengawalnya. Tidak ada Mike, karena lelaki itu harus mengurus perusahaanya selagi ia bersekolah. Mike memang multifungsi dalam hal apapun.

Aura wajahnya tidak bersahabat sama sekali, rahangnya yang tegas pun sudah mengeras. Langkah kakinya menggema keras di koridor karena sepi.

Aslan memasuki gudang yang berada dibelakang sekolah diikuti oleh dua pengawalnya. Melihat lelaki yang ditunggunya telah tiba, gadis yang berada didalam gudang tersenyum ria, ia berjalan mendekati Aslan.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang