ASBD 06 - Small Controversy

40.4K 3.3K 113
                                    

Bahagia itu dikejar, bukan ditunggu.

••••


Zoya berdiri didepan pintu mansion dengan perasaan gelisah. Tanganya saling meremas satu sama lain guna menyalurkan rasa kegelisahannya.

Hari sudah menjelang malam, namun orang yang ditunggunya belum juga menampakkan diri dari semenjak kejadian disekolah tadi. Bahkan, nomor nya pun sulit sekali dihubungi, setiap kali Zoya menghubunginya suara operator yang selalu menjawab.

Sudah tiga puluh menit Zoya berdiri menunggu kedatangannya, bahkan Mike sendiri sudah bolak balik membujuknya agar menunggu sembari duduk saja. Takut takut, kekasih tuanya itu akan merasa kelelahan. Lebih parahnya, ia yang akan mendapatkan amukan dari tuanya karena telah membiarkan kekasihnya berdiri terlalu lama.

Zoya ingin menceritakan segalanya saat disekolah tadi, bagaimana ia dijauhi oleh teman teman sekelasnya. Lalu mereka memberikan tatapan sinis secara terang terangan. Hal itu tidak berlaku jika Zoya sedang bersama Aslan, mereka semua tentu merasa takut.

Tangan mungilnya kembali mendial nomor seseorang di ponsel Mike, ia meminjamnya tadi karena ponsel miliknya sudah hancur oleh Aslan, kalian ingat kan?

Zoya berharap suara bass milik Aslan yang akan mengalun di indra pendengarnya, nyatanya malah suara mbak operator yang memuakkan.

"Mike, kemana sebenarnya dia?"

Mike menggeleng pelan, "Saya tidak tahu, Nyonya. Tuan tidak memberitahu."

Zoya berdecak, ia mengembalikan ponsel Mike. Sial, matanya tiba tiba terasa memburam. Ah, Ya Tuhan, haruskah Zoya menangis dalam keadaan begini?

Mike ikut cemas, pasalnya Zoya menjadi tanggung jawabnya selama Aslan tidak ada."Jangan menangis, Nyonya. Pasti tuan akan segera pulang. Selagi menunggu, lebih baik nyonya duduk saja."

"Apakah Aslan marah padaku, Mike?" Dan benar saja, sekali berkedip cairan bening langsung terjatuh dari pelupuk mata.

"Tidak Nyonya, Tuan tidak akan bisa marah kepada Nyonya." Sahut Mike.

Mike tahu betul bagaiman tunduknya seorang Aslan kepada gadis dihadapannya ini. Bahkan Mike sendiri yakin sekalipun nyawa yang harus dikorbankan untuk Zoya, pasti tuanya akan siap.

Suara gerbang dibuka dan cahaya menyilaukan dari halaman mansion mengalihkan atensi mereka. Terlihat disana sebuah mobil memasuki area halaman kemudian diikuti beberapa mobil lain dibelakangnya.

Langsung saja senyum Zoya terbit saat seseorang lelaki keluar dari mobil yang masuk pertama kalinya.

Kemudian Zoya menghampirinya.

"Kamu kemana saja? Aku nunggu dari tadi, terus kenapa bolos?"

Aslan tak menjawab, justru ia malah melanjutkan langkahnya memasuki Mansion. Sontak saja kejadian itu membuat para pengawalnya melongo, apalagi Zoya yang langsung saja terkejut. Jarang sekali Aslan mengabaikan ucapanya. Zoya bergegas menyusul Aslan yang sudah berada didalam.

"Aslan! Kamu kenapa sih?" Gadis itu menarik lengan Aslan agar menghadap dirinya.

"Kenapa diem aja? Aku nanya sama kamu." Lanjutnya. Namun masih sama, tidak ada respon apapun dari Aslan hanya sebuah gerakan kecil di alisnya yang terangkat.

"Aku nunggu kamu dari tadi, terus kamu pulang cuekin aku kaya gini. Salah apa sih aku? Padahal aku mau cerita banyak hal...." Kalimat yang Zoya katakan meluncur dengan suara yang sedikit gemetar.

Aslan mengehela nafas. "Bukanya kamu cuma butuh temen? Ngapain masih nunggu aku."

Zoya tertegun. "Ngomong apa sih, kamu? Kamu fikir aku gak capek nunggu kamu dari sepulang sekolah? Aku nunggu kamu bukan untuk berantem kayak gini!" Dengan air mata yang sudah mengucur di pipi, Zoya langsung berlari menuju kamarnya.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang