ASBD 03 - Phobia

60.3K 4.4K 197
                                    

Mencintai bukan suatu kesalahan, jadi jangan merasa bersalah jika kamu mencintai milik orang lain.


•••••


Zoya melirik jam dinding di tembok kamarnya yang menunjukan pukul dua dini hari. Gadis itu menghela nafas menyadari dirinya terbangun di waktu yang tidak tepat.

Gadis itu bangkit dari rebahanya untuk menuju ke dapur, ia sangat haus sekarang. Sebenarnya bisa saja ia memencet tombol merah yang berada didekat ranjang, yang berfungsi untuk memanggil para pelayan. Aslan sengaja menyediakan itu agar Zoya tidak perlu repot repot jika membutuhkan sesuatu.

Tetapi, apakah Zoya tega membangunkan para pelayan di jam dua dini hari hanya untuk mengambilkanya minum saja? Tentu saja tidak. Zoya tidak akan tega melakukan hal tersebut.

Telapak kakinya yang terbalut sendal berbulu menyusuri lantai mansion. Zoya sudah tinggal di mansion ini sejak umurnya tujuh tahun, waktu itu tepat saat ayahnya meninggal dunia Aslan datang dan membawanya untuk tinggal bersama.

Zoya sudah sangat nyaman di tempat ini, selain karena tinggal bersama Aslan ada alasan yang lainya yaitu Zoya merasa terlindungi dan dimanjakan. Jujur saja, ia gadis yang sangat manja.

Lihat saja, jam dua dini hari masih ada para pengawal yang setia berdiri di pojok pojok dinding untuk menjaga keamanan. Zoya tentu tahu, bahwa kekasihnya itu bukan orang sembarangan. Banyak orang yang menginginkan kematian kekasihnya.

Tidak jarang juga Zoya menjadi tahanan para rival Aslan. Mereka tahu, Zoya lebih berarti dari apapun yang ada di dunia ini bagi seorang Aslan.

Sayangnya, rencana mereka selalu gagal. Aslan selalu memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya.

Oleh sebab itu, meskipun Zoya tahu kalau Aslan sering melakukan sesuatu yang 'menyeramkan' dia hanya bisa mengingatkan, tidak lebih. Zoya tahu, Aslan melakukan itu untuk bentuk pertahanannya dan menunjukan kepada orang lain kalau mencari masalah dengan pria itu berarti siap untuk mati.

Apalagi berani mengusik miliknya.

"Nyonya, kenapa belum tidur?" Zoya berjengit kaget saat seseorang bertanya padanya.

Ia berbalik, menemukan Mike dengan muka bersalahnya karena telah mengagetkan kekasih tuanya itu.

"Maaf Nyonya, saya tidak bermaksud membuatmu kaget."

"Ah, nggak papa. Aku terbangun dari tidur, sekarang aku ingin mengambil minum."

"Biar saya ambilkan."

Mike menyodorkan gelas berisi air putih kepada Zoya, gadis itu meminumnya setelah mengucapkan terima kasih.

"Apakah Aslan sudah tidur dari tadi?" Tanya Zoya, Gelas yang tadi berada digenggamnya sekarang sudah berada diatas meja pantry.

"Tuan masih berada di ruang kerjanya, nyonya."

Zoya berdecak."Kekasihku, benar benar tidak tahu waktu."

Mike tersenyum menanggapi. Kemudian lelaki itu mengantar Zoya untuk menemui Aslan di ruang kerjanya atas permintaan gadis itu sendiri.

Zoya membuka pintu ruangan tersebut, Mike sudah ia perintahkan untuk kembali ke aktivitas semula.

"Hei, kamu terbangun sayang?" Aslan langsung membawa Zoya untuk duduk dipangkuanya.

Lelaki itu melepaskan kacamata baca yang bertengger di atas hidung. Mengecup sekilas pipi gadisnya yang terlihat lebih gembil. Zoya selalu makan tepat waktu, gadis penurut.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang