ASBD 37 - Surprise

18.9K 1.8K 675
                                    

Setiap fase yang kamu lalui harus bisa membawa pelajaran ke fase berikutnya.

•••

Jam berapa kalian baca chapter ini?

•••

Gak direvisi, kasih tanda kalau ada typo💋

Zoya menghela nafas, sudah tiga jam berada di pelukan Aslan. Membuat badanya terasa pegal. Ia mendongak melihat wajah kekasihnya dari bawah yang tampak menikmati posisi mereka, berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat muram.

Akhir akhir ini Aslan sangat manja padanya, lelaki itu sama sekali tidak mau mengenyahkan diri dari hadapan Zoya barang sebentar saja. Seperti perekat pada perangko.

Sebuah sereal Netflix yang terputar pada televisi digital menjadi atensi Aslan untuk beberapa waktu meskipun diselingi menatap manik kekasihnya yang menghanyutkan.

Pesona Zoya tidak pernah main main sampai membuat Aslan jatuh terlalu dalam.

"Aslan, aku capek."

Aslan menunduk setelah mendengar ucapan kekasihnya, "istirahat." kemudian mengalihkan atensi ke layar televisi kembali.

Bibir Zoya mengerucut, bukan itu yang ia harapkan dari jawaban Aslan.

"Lepasin dulu pelukanya, badan aku pegel semua ini."

Bukanya melepaskan, Aslan justru semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil Zoya. Posisi mereka tengah berpelukan diatas ranjang ruang inap Zoya.

Perihal kondisi gadis itu, saat ini terlihat sudah stabil. Jelas saja, sudah lewat satu bulan sejak Zoya koma. Perawatan yang gadis itu jalani juga bukan kaleng kaleng. Selain Dokter Affandi, Aslan turut mengundang dokter ternama dari Singapura untuk membantu dokter Affandi melakukan tugasnya. Bukan hal yang sulit bagi seorang Aslan hanya untuk mengundang satu dokter saja, meskipun dokter tersebut ternama.

Apa yang tidak bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki banyak uang?

"Masih kangen." Aslan mengecup bibir Zoya singkat sebelum melepaskan pelukannya.

Perban pada kepala Zoya juga sudah dilepas, berikut alat pernapasan. Seperti yang sudah dijelaskan tadi, kondisi Zoya memang sudah stabil.

Namun tetap saja harus berhati hati, dan jangan sampai kepala Zoya terkena benturan keras lagi. Karena kalau sampai kedua kali benturan terjadi itu akan lebih fatal daripada koma.

Zoya berdecak, "setiap hari aja kamu lihat aku, gimana bisa kangen coba?"

"Bisa lah, dua bulan gak ngomong sama kamu aja rasanya udah kayak berabad abad."

Zoya mengacuhkan, kini giliranya memfokuskan atensi pada sebuah serial laga yang terputar disana, bunyi Bum! Bum! Bum! Memenuhi ruangan berdominasi putih cream ini.

"Coba aja kekuasaan kamu digunain kayak gitu, pasti lebih berguna." Zoya menunjuk layar televisi menggunakan dagunya.

"Gak ada untungnya nolong orang lain yang gak peduli sama kita," balas Aslan, menatap layar dengan pandangan yang tidak terbaca. Disana ada satu orang lelaki yang berperan sebagai penyelamat karena memiliki kekuasaan yang tinggi. Ia selalu menyelamatkan orang orang yang membutuhkan pertolongan, dan bertarung melawan orang yang menindas.

ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang