01

748 152 36
                                    

Namanya Lee Haechan. Murid kelas sebelas salah satu sekolah swasta terkenal di tengah ibukota. Namanya dikenal oleh seluruh penghuni sekolah. Iya, sebagai biang onar. Sebenarnya tidak juga, ia hanya senang bolos ketika berita pagi televisi memberitakan kasus pembunuhan atau kasus misterius semacamnya. Atau terkenal karena sering adu mulut dengan wali kelasnya yang bernama Kim Doyoung. Selebihnya, Haechan anak baik-baik, kok.

Tapi sekarang ia sedang jadi biang onar.

"Lee Haechan, demi Tuhan, kemari kau anak nakal."

"Duh, pak Doy hobi banget astaga ngomelin saya. Sehari aja gak usah ngomel, pak."

Si guru mendelik, "Kamu yang sehari aja jadi anak baik-baik bisa gak?"

Haechan membuat wajah tak terima, "ih, saya kan dari awal anak baik-baik, pak."

Doyoung memutar bola matanya, lelah dengan tingkah ajaib anak didiknya itu.

"Haechan, kasus pagi ini adalah kasus bunuh diri, tidak ada yang perlu diselediki."

Si  pemuda menggeleng keras, "itu pasti pembunuhan!"

"Haechan, jangan mengada-ada."

"Bapak kenapa gak percaya banget sih sama saya."

"Gak ada yang percaya sama kamu, Chan."

Haechan tertegun, jujur saja, itu cukup menyakiti hatinya. Doyoung sadar sudah berucap salah, ia lantas menepuk pelan bibirnya, tapi gengsi untuk berucap maaf.

Pemuda itu lalu melompat dari dahan pohon, mengurungkan niat untuk bolos, berjalan santai melewati Doyoung yang mengernyit heran dengan sikap anak itu.

"Hae-"

"Saya yakin ada yang aneh. Saya akan menyelidikinya nanti."

Doyoung hanya diam, menatap punggung pemuda yang semakin menjauh dari dirinya yang hanya berdiam ditempat. 

*

"Yo, Lee Haechan, tumben kalem." Sebuah suara menyentaknya, membuyarkan lamunannya di tengah jam istirahat.

"Apasih, Njun?"

Si pelaku terkekeh, paham betul kalau kawannya ini sedang bete karena gagal bolos, dan itu tentu saja dikarenakan oleh wali kelas galak mereka. Pak Doyoung.

"Ayo ke kantin, Jaemin dan Jeno sudah lebih dulu kesana."

Ia mengangguk, suasana hatinya masih mendung, rasanya ingin melempar umpatan ke setiap orang yang ia lalui, tapi yang ada ia malah dilempar ke ruang bk dan berakhir mendekam di toilet lantai dua.

"Yo! Gochujang!" Teriak Jaemin di ujung kantin, ia kembali mendengus sebal dan dengan ogah-ogahan mengambil duduk berhadapan dengan si teman. Ia membuang muka.

"Duh, detektif kita ini sedang kesal. Kenapa? Pak Doyoung mencegatmu lagi?"

"Apalagi kalau bukan itu?"

Haechan mendengus lagi, sejujurnya ia masih tersinggung dengan ucapan Doyoung tadi pagi. Ia memang belum pernah menyelesaikan sebuah kasus dengan lugas, tapi kan ia sering membantu polisi dalam mencari petunjuk di tkp. Ia sebal sekali, orang-orang mengatai dirinya berkhayal karena mengaku sebagai cucu dari detektif terkenal Lee Soo Man.

Ah, ia jadi bersedih sekarang. Detektif itu sudah pensiun, dan kini entah berada dimana.

"Tapi, Chan. Kasus tadi pagi kasus bunuh diri, jangan bilang kau ragu?"

Haechan mengangguk, menatap Jeno yang barusan menanyainya.

"Hm, aku ragu itu bunuh diri. Kamarnya berantakan sekali jika dibandingkan dengan pernyataan tentang korban oleh ibunya."

Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang