Taeyong melangkahkan kakinya dengan lekas, mengabaikan sapaan dari orang-orang yang dilaluinya, melewati puluhan pintu dan panjangnya lorong markas besar intel militer.
Beberapa hari lalu Haechan mengiriminya pesan, sebuah foto dan tanda tanya, membuatnya tersadar kalau Na Bonhwa dan Na Yuta memang pernah berkawan sebentar dengannya di awal dirinya bekerja untuk negara.
Dirinya sedikit menyesal, bisa-bisanya ketinggalan berita penting dalam negaranya sendiri.
Kisah Na Bonhwa yang ia dengar dari ayahnya membuatnya kepalang penasaran, terlebih saat istrinya mengatakan kalau putra semata wayangnya sedang menyibukkan diri dalam sebuah kasus yang melibatkan Gongmyung dan Sooman.
Yang artinya, juga terkait dengan misteri berkhianatnya Na Bonhwa.
"Apa yang ayah dapat saat itu?"
Lee Sooman hanya tersenyum kecil, memilih bungkam, dan Taeyong tahu kalau itu artinya ia tidak bisa mendapatkan apapun dari ayahnya sendiri.
Itulah sebabnya ia pergi, menyelidiki sendiri hal yang sekiranya juga akan diselidiki putranya.
"Hai, Taeyong."
Yang disapa mengernyitkan alisnya, mendapati ada tiga orang lagi di sana. Taeyong perlahan menutup pintu, menunduk sopan dan mendudukkan diri di sofa setelah mendapat izin dari pemilik ruangan.
"Apa kabar, Taeyong?" Ia menoleh, mendapati wajah yang cukup akrab dengannya sedang tersenyum riang padanya.
"Letjen Byun? Sedang apa di sini?"
Yang ditanya tertawa ringan, menepuk-nepuk pundak Taeyong.
"Panggil aku kak untuk kondisi santai seperti ini. Yakan, kak Changmin?"
Shim Changmin, sekretariat utama Badan Intelijen Militer mengangguk ringan sambil turut tertawa, menatap Taeyong yang masih ragu-ragu untuk mengakrabkan diri.
"Ngomong-ngomong Tae, perkenalkan dua orang lagi," ujarnya pada Taeyong sambil mengarahkan tangan pada dua orang di samping Baekhyun.
"Kim Minseok, Laksamana Angkatan Laut dan Lee Taemin, salah seorang anggota Intel Angkatan Darat."
Taeyong menatap keduanya, saling menunduk dan menjabat tangan keduanya sebagai tanda salam kenal.
"Oh ya, Tae, putramu itu cerdas sekali, ya." Minseok mendadak bersuara, membuat Taeyong menaikkan alisnya bingung.
"Ah iya! Kau tau kabar tentang bom di bandara kemarin, kan?"
Taeyong mengangguk.
"Iya, Haechan juga memberitaukan hal itu padaku."
"Hm, anakmu itu mengangumkan sekali." Taeyong senang sekali mendengarnya.
Topik pembicaraan mengalir begitu saja dari para pria itu, membuat Taeyong lupa sejenak akan tujuan awalnya.
"Ah, beliau, ya." Minseok bergumam ringan, mengundang tawa dari Baekhyun.
"Kalian berdua ini, benar-benar memanfaatkan keadaan waktu itu," ujar Changmin ringan, setengah menyindir, Taemin hanya geleng-geleng kepala.
"Maksudnya?" Tanya Taeyong, tak mengerti akan hal apa yang sedang dibincangkan.
"Kau benar-benar tidak tau, Tae?" Taeyong menggeleng.
"Wah, padahal militer kacau sekali lho waktu itu," celetuk Taemin jenaka.
"Sekacau itu?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]
FanfictionHaechan tidak mengerti kenapa wali kelasnya, pak Doyoung begitu tidak menyukai fakta bahwa ia adalah seorang detektif, maka dari itu ia memutuskan untuk menyelidiki riwayat hidup Doyoung, dan menemukan bahwa ternyata alasannya tidak sesederhana itu.