Atas paksaan Jeno dan hasil omelan pak Heechul, Haechan setuju untuk kembali ke sekolah meskipun ini sudah masuk jam pelajaran. Haechan merajuk pada Jeno, tapi pemuda satu itu abai dan tetap melajukan mobil ke kawasan sekolah, enggan bolos meski hanya untuk satu hari.
Alhasil, mood Haechan jadi jelek sekali, sesampainya di sekolah, kena ceramah pak Doyoung pula, untung pak Taeil segera mempersilakan mereka masuk ke kelas. Ugh, Haechan sayang pak Taeil pokoknya!
Pelajaran fisika terlewati sudah, akhirnya bel istirahat berbunyi, Haechan memutuskan untuk pergi ke kantin. Sesampainya di kantin ia mengernyitkan alis, mendapati Jeno dan Jaemin disana, tapi tidak mendapati Renjun, jadi ia bertanya, didapatlah jawaban kalau Renjun sedang keasikan bermain game di kelas. Ngomong-ngomong, Haechan tidak sekelas dengan mereka, hanya Jeno dan Renjun yang sekelas.
Haechan memutuskan untuk pergi ke kelas Renjun, tentu saja dengan niat mengganggu sahabatnya itu, dilihatnya Renjun asik bermain game di ponsel di pojok kelas, iya, benar-benar di pojokan kelas. Haechan menatap aneh sahabatnya itu.
Ia instruksikan pada anak-anak di kelas itu untuk diam saat ia menyelinap masuk, menggunakan otak cemerlangnya untuk mencari cara menganggu Renjun. Oh. Ada bangkai kecoa di sudut kelas. Tunggu, bangkai kecoa?
Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya, bagaimana bisa ada bangkai kecoa di kelas itu, dan oh ternyata itu cuma mainan, Haechan sempat berperasangka buruk padahal. Oleh Haechan, mainan kecoa itu diambilnya, menarik napas dalam, lalu melempar mainan itu tepat di pangkuan Renjun.
"KECOA NJUN!!!"
"HAH MANA?! AAAAA!!"
Haechan sudah tertawa mengguling di sisi lain kelas. Sedangkan Renjun terdiam, memegang dada kirinya dengan telapak kanan, mengabaikan handphonenya yang tadi terlempar.
Dilihatnya kecoa-mainan- itu, beberapa detik kemudian disadarinya kalau itu cuma mainan, Renjun menarik napas, Haechan sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk berlari kabur.
"HAECHAN KAU SIALAN!!!!!!"
"AHAHAHAHAHAHA."
Keduanya berakhir kejar-kejaran, Mark dan Lucas yang kebetulan juga ada di kelas itu menyoraki mereka dengan ramai, mengundang tatapan heran Shotaro yang baru saja mau masuk kelas.
"Ada apa?" Tanya shotaro pada Mark dan Lucas.
"Biasa, Tom and Jerry." Balas Mark, shotaro angguk-angguk.
"Omaigad, mereka neomu lucu."
*
"HAECHAN SIALAN KEMARI KAU!!"
"TIDAK MAU BLEEE."
"EH CHAN AWAS!"
"HAH?"
Bruk!
"Aduh."
Haechan mengelus jidat dan hidungnya, meringis nyeri karena nampaknya wajahnya menabrak sesuatu yang keras.
"Haechan kamu tidak apa-apa?"
Haechan mendongak, mendapati pak Chanyeol menatapnya khawatir, guru ekonominya itu memeluk sebuah laptop, ia yakin benda itulah yang membuat jidat dan hidungnya nyeri.
"Enggak papa, pak, maaf sudah menabrak bapak."
"Oh tidak apa-apa, salah bapak juga tidak lihat jalan."
Haechan mendengus dalam hati, sependek itukah dirinya dengan pak Chanyeol sampai badannya yang besar ini enggak kelihatan. Haechan cemberut.
"Oh iya, Chan, kamu dicari pak Dio, katanya nilai Kimia kamu ada yang kosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]
FanfictionHaechan tidak mengerti kenapa wali kelasnya, pak Doyoung begitu tidak menyukai fakta bahwa ia adalah seorang detektif, maka dari itu ia memutuskan untuk menyelidiki riwayat hidup Doyoung, dan menemukan bahwa ternyata alasannya tidak sesederhana itu.