Haechan mengerang bosan dengan pelan, menatap malas ayah dan ibunya yang sedang asik berbincang dengan pria dan wanita yang tidak ia kenal.
Dirinya terjebak, sendirian, tanpa ada satupun orang yang ia kenal. Salahkan ayahnya yang mendadak berkata bahwa keluarga mereka diundang ke sebuah pesta pernikahan. Awalnya ia menolak, berpikir kalau itu akan sangat membosankan, tapi karena ibunya mendadak pulang dan merengek padanya agar ikut, akhirnya terpaksa ia mengiyakan.
Lalu sekarang, dirinya hanya diam berdiri bak anak hilang di tengah pesta. Sibuk menyuap berbagai hidangan pesta, mengabaikan kedua orang tuanya yang asik berhai-hai ria.
"Haechan, sini," panggil ayahnya. Ia mendengus malas, lalu berjalan mendekati ayahnya.
"Perkenalkan, ini putra saya, Lee Haechan." Haechan menatap pria cukup tua di depannya, menundukkan badan sembilan puluh derajat. "Haechan, ini menteri pertahanan negara kita, Hwan Hajoon."
Haechan membalas jabat tangan dari pria itu saat pria lain muncul dari belakang ayahnya.
"Taeyong, apa kabar? Sudah cukup lama kita tidak bertemu." Taeyong terkekeh pelan, membalas pelukan orang itu.
Pria itu lalu menoleh pada Haechan, membuatnya sekali lagi menunduk sopan.
"Putramu?" Taeyong mengangguk.
"Aigoo, sudah besar ternyata, siapa namamu, nak?"
"Lee Haechan, pak."
Pria itu lantas tertawa pelan, "aku ini berumur sama dengan kakekmu, jadi panggil saja aku kakek Jum." Haechan mengangguk mengiyakan.
Setelahnya ia diabaikan, karena pria-pria itu sibuk berbincang dengan ayahnya mengenai hal yang tidak ia mengerti. Sekali lagi Haechan mendengus malas, datang ke pesta formal begini ternyata amat sangat membosankan. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah memakan sajian di pesta itu.
Tak lama sebuah suara yang begitu familiar terdengar, membuatnya menoleh dengan cepat dan tersentak kaget saat melihat sosok yang begitu dikenalnya tengah berdiri dengan senyum ramah di hadapan ayahnya.
"Na Yuta?"
"Selamat atas pernikahan putrimu, pak menteri," ujar Yuta, yang lalu mengalihkan pandangannya dengan ramah pada Haechan yang masih terdiam bingung.
"Saya diundang ke sini oleh salah satu tamu Anda, saya harap Anda tidak keberatan."
Tapi lalu ada hal yang lebih menarik perhatiannya, si kakek Jum dan si menteri pertahanan tampak lebih terkejut ketimbang dirinya. Membuatnya bertanya-tanya, apa yang terjadi di antara orang-orang militer ini.
Tunggu.
"Bu," panggil Haechan pada ibunya.
"Ada apa, sayang?"
"Kakek Jum yang itu, ibu tau dia siapa?" Tunjuknya pada si kakek Jum yang tampak masih begitu canggung dengan kehadiran Yuta.
"Oh, beliau mantan kepala badan intelijen militer."
"Kapan beliau pensiun?"
"Hmmm, kalau tidak salah 4 tahun yang lalu, tidak lama setelah kakekmu pensiun," jawab ibunya.
Haechan termenung, sekali lagi, ia menemukan seuatu yang berkaitan dengan kasus yang sedang ia selidiki.
Oke bagaimana kalau kita sebut saja kasus tidak jelas ini, kasus tentara, batin Haechan, masih menonton Yuta yang sedang berbincang dengan ayahnya, Sedangkan si menteri pertahanan dan kakek Jum hanya diam mendengarkan.
Berarti yang jelas terlibat dalam kasus tentara ini adalah om Yuta, Gongmyung, kakek, Ara si jurnalis, dan Bonhwa ayahnya om Yuta. Lalu Gongmyung dan Ara tewas, Bonhwa yang kata papa seorang laksamana Angkatan Laut menghilang, kakek Jum pensiun tak lama setelah kakek pensiun, dan om Yuta berhenti dari militer. Semuanya benar-benar berhubungan dengan tentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]
FanficHaechan tidak mengerti kenapa wali kelasnya, pak Doyoung begitu tidak menyukai fakta bahwa ia adalah seorang detektif, maka dari itu ia memutuskan untuk menyelidiki riwayat hidup Doyoung, dan menemukan bahwa ternyata alasannya tidak sesederhana itu.