Bel pulang baru beberapa detik lalu berbunyi, namun Haechan sudah berlari menyusuri koridor dengan ketiga sahabatnya di belakang.
"Yak! Lee Haechan!"
Ia mengerem langkahnya mendadak, membuat ketiga sahabatnya saling menabrak satu sama lain.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Kau yang ada apa, tiba-tiba berlari keluar seperti orang kesetanan, untung pak Kun sabar."
Haechan hanya cengengesan mendengarnya, "aku ingin segera menemui ibu korban."
Baru saja Renjun ingin bersuara, dering telpon Haechan berbunyi, terpampang kontak bernama Om Johnny.
"Halo, om?"
"Om sudah menunggu di depan sekolahmu."
"Aku segera ke sana."
Jaemin menatapnya bingung, "itu om Johnny kakaknya Jaehyun-hyung?"
Haechan mengangguk, "aku cukup akrab dengannya, siapa lagi yang dengan senang hati membantuku menyusup ke tkp kalau tidak om Jo." Lalu terkekeh. "Aku duluan, ya, ada sesuatu yang ingin segera ku konfirmasi, bye!"
Ia kembali berlari, meninggalkan ketiga sahabatnya yang sedang melambaikan tangan padanya. Haechan segera menolehkan kepala ke kanan dan kiri saat sudah berada di gerbang sekolah, menemukan mobil hitam yang sudah sangat dikenalnya.
"Hai, om." Sapanya saat sudah duduk dan menutup pintu mobil.
"Hai, Chan. Bagaimana kabar ayahmu?"
Haechan merotasikan matanya, "Yah, seperti biasa, berpetualang di negara orang." Johnny terkekeh mendengarnya, lalu melajukan mobil.
"Aku bisa menemui ibu korban, kan? Ada yang ingin kutanyakan."
"Tentu, laporan kasus ada di belakang, ambil saja." Mendengarnya, Haechan langsung menoleh ke belakang, mendapati sebuah laporan tergeletak di kursi penumpang. Ia mengambilnya, membaca isi laporan tersebut.
"Ponsel korban tidak ada?" Tanyanya saat mendapati bahwa kepolisian tidak menyimpan ponsel korban sebagai barang bukti,
Johnny menggeleng, Haechan kembali bertanya, "tidak perlu, atau tidak ada?"
Hening sejenak sebelum akhirnya Johnny membalas setelah sebelumnya menghela napas, "keduanya. Kepolisian tidak menyimpannya karena itu kasus bunuh diri, tapi aku saat aku menanyakan petugas yang memeriksa tkp mereka bilang bahwa mereka tidak menemukan ponsel korban."
Haechan menangguk mengerti, "sudah kuduga." Johnny menoleh sekilas dengan raut bingung, tapi enggan bertanya karena Haechan kembali sibuk dengan laporan di tangannya.
"Ah!"
"Kenapa?"
"Bekas tali di lehernya."
Mendengar gumaman itu, Johnny meminggirkan mobil yang ia kendarai. Lalu fokus menatap Haechan yang nampak memerhatikan foto jasad korban dengan teliti.
"Jangan sedekat itu, matamu bisa rusak."
Haechan menggeleng, lalu menyerahkan laporan itu pada Johnny.
"Lihat bekas tali di leher korban, ada dua bekas disana. Horizontal dan vertikal."
Johnny turut memerhatikan foto yang dimaksud Haechan, menemukan memang ada dua bekas tali di leher korban, hanya saja salah satunya tidak terlihat jelas seperti yang lain.
"Hyung, kapan perkiraan kematian korban sejak ia ditemukan?"
"Sekitar sebelas sampai dua puluh empat jam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]
FanfictionHaechan tidak mengerti kenapa wali kelasnya, pak Doyoung begitu tidak menyukai fakta bahwa ia adalah seorang detektif, maka dari itu ia memutuskan untuk menyelidiki riwayat hidup Doyoung, dan menemukan bahwa ternyata alasannya tidak sesederhana itu.