Atas bantuan om John, pelaku kasus teror dan penyerangan guru-guru di sekolah sudah bisa diselesaikan, pelakunya memang ayah dari calon siswa yang gagal masuk. Siswa itu memutuskan bunuh diri karena putus asa dan menyembunyikan buku hariannya yang banyak berisi curhatannya. Haechan ingin bersimpati, tapi kesal juga karena malah menyerang guru-gurunya yang tidak bersalah.
Hari ini Johnny bilang ada introgasi, Haechan awalnya berniat bolos untuk ikut introgasi sekalian mau sengit-sengitan sama om Yuta mengenai perbincangan mereka beberapa hari lalu, tapi niatnya sedikit surut kala mendapati Doyoung yang nampaknya mengabaikannya.
"Pak Taeil!!"
"Iya, kenapa?"
Haechan tertawa cengegesan, "Saya mau izin ya pak ke kantor polisi, mau ikut liat introgasi kasus kemaren."
Taeil tersenyum tipis, ia banyak berterima kasih pada Haechan karena berhasil mengungkap pelaku penyerangan itu, "Boleh, tapi kalau bisa tetap kembali ke sekolah, ya."
"Oke!" Sahut Haechan sembari memberikan dua jempolnya, lalu diliriknya Doyoung yang nampak tak peduli, sibuk dengan buku di mejanya. Haechan memiringkan kepala heran.
"Pak Doy gak mau larang-larang saya?"
Doyoung hanya menatap anak muridnya itu sebentar sebelum kembali sibuk membaca buku di hadapannya, Haechan tambah bingung, Taeil angkat bahu tidak tahu.
Tapi Haechan memutuskan untuk tidak peduli, lalu pamit pergi dari kantor guru pada Taeil dan kabur sembunyi-sembunyi dari pak Jongin si satpam sekolah.
"Hai om John."
"Hai, Chan."
"Bolos diam-diam atau berhasil dapat izin?"
Haechan tersenyum bangga, membusungkan dada, "dapat izin dong, dari pak Taeil."
Johnny tertawa pelan, lalu menjalankan mobil menuju kantor polisi. Sesampainya disana, keduanya bisa melihat Yuta sedang mengintrogasi Yeon Min Hyun, si pelaku teror dan penyerangan.
Sejujurnya, Haechan tidak fokus mendengarkan introgasi, pikirannya terfokus pada perbincangannya dengan Yuta beberapa hari lalu, masih ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan, tapi entah kenapa ia ragu.
Doyoung pun begitu, Haechan mendadak merasakan aura yang begitu berbeda dari Doyoung pagi tadi saat gurunya itu kembali berhadir. Gurunya yang cerewet itu mendadak diam, bahkan mengabaikan segala keributan yang ia buat di sekolah. Haechan mendadak merasa pernah salah bicara, tapi kalau salah bicara yang dimaksud itu pernyataannya saat di rumah sakit, maka Haechan yakin ia tidak salah.
Haechan menyimpulkan satu kesimpulan dari sikap Doyoung dan Yuta. Kim Gong Myung sang asisten detektif tewas dalam penyelidikan yang nampaknya melibatkan Yuta, mungkin ada sedikit kesalahpahaman antara Doyoung dan Yuta terkait kasus tersebut. Hanya itu, Haechan tidak punya gambaran apapun tentang seperti apa kasus tersebut.
"Om John, aku ingin bertanya tentang om Yuta, boleh?"
Keduanya sedang berada di kantin kantor, makan siang bersama karena Haechan amat sangat malas kembali ke sekolah.
"Tanya apa?"
"Om Yuta itu memang asli orang kepolisian?"
Alisnya Johnny naik sebelah, "maksudnya?"
"Maksudku, sejak awal om Yuta memang anggota kepolisian atau baru saja? Mungkin pindah pekerjaan atau memang baru bergabung, gitu?"
Yang lebih tua menghentikan kunyahannya, meneguk air dari gelas lalu sibuk berpikir.
"Kau tau kalau om baru saja kembali dari Chicago kan, om kurang tau jadinya."
Haechan mendesah kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentetan Cerita [Lee Haechan ft. Kim Doyoung]
FanfictionHaechan tidak mengerti kenapa wali kelasnya, pak Doyoung begitu tidak menyukai fakta bahwa ia adalah seorang detektif, maka dari itu ia memutuskan untuk menyelidiki riwayat hidup Doyoung, dan menemukan bahwa ternyata alasannya tidak sesederhana itu.