sembilan belas | sentuh dia Lo mati!

1.2K 68 0
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Awan hitam kini mulai berkumpul di satu titik yang sama, melebar hingga hampir menutupi seluruh langit, hujan sepertinya akan datang sebentar lagi.

Sementara Seren kini berdiri di halte bus, duduk sendirian menunggu bus yang akan mengantarnya. Hari sudah semakin sore, semua orang sepertinya sudah mengurung diri di rumah karena tahu air dari langit sebentar lagi akan menjatuhkan diri.

Seren memeluk dirinya sendiri, berusaha menjaga suhu tubuhnya karna suhu menjadi semakin dingin dengan bertambah gelapnya hari.

Harusnya Seren tidak menolak saat Pandu menawarkan untuk menunggunya hingga selesai latihan musik hingga dia tidak perlu berakhir sendirian seperti ini.

Reyhan pun tidak aktif di saat seperti ini, setelah ini Seren akan sedikit memberi perhitungan kepada adiknya itu.

Seren menghela nafas saat rintik hujan kini mulai membasahi jalan raya, ia mundur beberapa langkah untuk menghindari percikan hujan. Memandangi langit yang kini semakin gelap beriringan dengan hujan yang semakin lebat.

Tak lama, ada dua motor dengan empat orang laki-laki berhenti di halte itu, mereka juga menggunakan seragam putih abu-abu seperti dirinya tapi sepertinya bukan dari sekolahnya karena sekolahnya sudah sepi sejak tadi, hanya tersisa club basket yang masih latihan, mungkin saja sekarang sudah pulang.

Seren sedikit takut, apalagi posisinya mereka semua cowok dan Seren sendirian cewek, kalau mereka macam-macam gimana?

Gue telpon Lala aja kali ya?

Tapi belum sempat Seren mengambil ponselnya dua dari merek mendekat ke arah Seren "hai, Lo dari SMA Eighstar?" Tanya salah satu cowok berambut coklat.

Seren hanya diam tidak ingin menanggapi, si cowok tertawa bersama teman-temannya yang membuat Seren semakin takut.

"Sombong amat, gue nanya baik-baik loh" ujar cowok itu lagi.

Tidak, Seren malas menanggapi, kalau dibalas pasti mereka semakin bertingkah jadi diamkan saja.

"Lo tuli ya?" Tanya cowok itu sekali lagi.

"Wahh, sok jual mahal tu Ren" sahut salah satu temannya.

Cowok berambut coklat itu menampilkan smirk "menarik juga, sok jual mahal? Cantik juga nggak!" Ujarnya sembari menyentuh dagu Seren.

Refleks Seren langsung menepis tangan biadab laki-laki itu, ia menatap cowok itu tajam "Lo apa-apaan ha?!" Teriak Seren namun teredam oleh suara hujan yang semakin lebat.

"Wow, gak bisu ternyata?" Ujar cowok itu dengan senyum menyebalkan, diiringi dengan Tawan teman-temannya kemudian.

Seren memutuskan untuk pergi, persetan dengan hujan yang penting dia harus menjauh dari bedebah sialan itu.

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang