menyakitkan saat tahu ternyata aku bukan satu-satunya yang hancur
________
Dan kali ini dunia Seren benar-benar runtuh. Hancur berkeping-keping.
Seren meraung pedih, tidak peduli jika suara tangisannya akan menganggu orang-orang di sekitarnya, pikirannya kacau, tidak tahu harus memikirkan yang mana dulu, dalam hati merutuki semesta yang begitu keterlaluan kepadanya.
Kemudian dengan badan lemas, penuh air mata, Seren berusaha bangkit, memeta pijakannya hingga mampu melangkah masuk ke dalam rumah, ia harus segera pergi ke rumah sakit sekarang untuk mengetahui bagaimana keadaan Devan.
Namun, baru selangkah masuk rumah, Reyhan menubruknya, menariknya masuk ke dalam pelukannya, mendekap Seren seerat yang dia bisa.
"Kak..." Lirihnya tepat di samping telinga Seren, suaranya begitu serak, tidak seperti Reyhan yang biasanya.
Dengan tangan yang gemetar Seren melingkarkan tangannya di pinggan Reyhan, memeluknya tak kalah erat, seolah berusaha saling memberi kekuatan.
"Rey, mama. Papa. Devan..."
Reyhan mengangguk sembari mengusap punggung kecil sang kakak "gue anterin kerumah sakit sekarang ya? "
Reyhan tahu.
Bagaimana kondisi Devan saat ini Reyhan tahu, karena setelah Langit menghubungi kakaknya, Langit langsung menghubunginya. Reyhan tidak bisa mengatakan apapun selain menawarinya untuk diantar ke rumah sakit, karena pikirannya pun kini masih kacau akibat masalah keluarganya.
"Kak, gue anter kerumah sakit ya?" Tanya Reyhan lagi yang mana kali ini mendapat anggukan dari Seren, gadis itu masih enggan melepaskan pelukannya, masih betah menangis dalam dekapannya.
Mau tak mau Reyhan menunggu hingga kakanya itu merasa sedikit lega, Barus etelahnya menuntunnya untuk pergi kerumah sakit, keduanya pergi menggunakan motor Reyhan. Sepanjang perjalanan pun hanya diisi oleh Isak tangis Seren, Reyhan membiarkan saja tanpa banyak bicara.
Beberapa menit kemudian, Seren dan Reyhan akhirnya sampai di rumah sakit yang tadi diberitahukan oleh langit, keduanya lantas bergegas masuk menuju ruangan tempat Devan dirawat.
Seren berlari menyusuri lorong, sesekali hampir jatuh, kalau saja Reyhan tidak memeganginya. Beberapa meter dari ruang gawat darurat, Seren bisa mendengar suara tangis pilu, membuat hatinya semakin berdenyut dan jantungnya yang berdegup kencang, rasa cas dan was-was membuat dadanya sesak.
Sampai di depan ruang rawat darurat, Seren bisa melihat ibu dan kedua saudara Devan ada disana, menangis pilu sembari menatap pintu ruang rawat penuh harap.
Langit, Arche, Erik juga berada di sana. Ketiganya hanya diam menunduk bahkan tidak menoleh sedikitpun padanya, semakin menimbulkan rasa takut dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My EX [COMPLETED✓]
Fiksi Remaja[SELESAI] "Ayo putus" "Ha?" "Kita putus, Seren" Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstatus pacarnya namun semua nyatanya akan berakhir hari ini--berusaha mencari kebohongan di mata cowok i...