28 - Kecewa

1.1K 72 5
                                    

Warning!!Typo bertebaran!!________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!
Typo bertebaran!!
________

"Rey, besok temenin mama ketemu sama temen-temen mama ya?"

"Gak!"

Seren berjalan malas menuruni anak tangga, namun keningnya berkerut saat mendengar sayup-sayup percakapan antara adiknya dan juga mamanya.

Sampai di anak tangga terakhir Seren bisa melihat ada mamanya dan Reyhan yang tengah berdiri berhadapan di ruang tamu sedangkan ayahnya duduk sembari membaca koran di sofa.

"Sayang. Sekali-kali kamu nurut dong sama mama." Faradita mengusap pundak Reyhan masih berusaha membujuk anak bungsunya itu.

Seren memutar bola matanya malas "gak usah dipaksa kalau dia gak mau."

Ucapan Seren membuat semua orang menoleh padanya, terlihat Faradita menghela nafas "Seren, kamu udah siap? Mau bareng mama?"

Seren menaikan sebelah alisnya "tumben?"

"Mama sekalian lewat sekolah kamu,"

"Gak usah, nanti ngerepotin."

"Sye..."

"Apa?"

"Mama liat beberapa hari ini kamu gak sama Devan? Dia kemana?"

Seren terkekeh sumbang "baru nanya sekarang? Telat."

Faradita mengernyit heran, ia mendekati Seren menatap anak perempuannya itu bingung "maksud kamu apa sih?!" Suaranya mulai meninggi.

"Gak penting, yaudah Seren berangkat dulu."

"Seren! Kamu kenapa sih?"

Seren tertawa, lucu rasanya mendengar ibunya bertanya 'kenapa' padanya.

"Coba aja mama selalu nanyain itu sama Seren dulu pasti Seren seneng-"

"Kak ayo berangkat bareng gue." Reyhan menyela, dia tidak mau sampai ada keributan.

Sedangkan Enif sejak tadi menyimak pun kini mulai tertarik untuk bergabung.

"Lo duluan aja, gue sama Pandu." Jawab Seren.

Suasana kini begitu tegang dan mencekam apalagi aura mengerikan yang kini dikeluarkan oleh Faradita.

"Gak, Lo sama gue!"

"Kecil-kecil batu banget sih Lo!" Seren mulai kesal. Suasana hati Seren masih kacau akibat pertengkarannya dengan Devan kemarin lalu dia di hadapkan dengan situasi seperti ini, dan itu berhasil membuat emosi Seren berada di puncak.

"Seren!" Faradita menatap Seren tajam "kamu gak boleh gitu sama adik kamu, terus maksud  omongan kamu tadi apa?"

"Iya, mama udah telat untuk tahu hidup Seren. Telat kalau mama baru nanya sekarang 'seren kenapa' telat kalau mama baru nyadar sekarang kalau Devan udah gak dateng lagi kerumah."

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang