empat belas | Seren kenapa?

1.4K 87 0
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Ibu-ibu bawel!"

"Kamu tu ya di kasih tahu yang bener juga!"

"Iya mak... Devan denger"

"Pokoknya Mommy gak mau denger kamu berantem lagi!"

"Iya..."

"Bilang yang bener!"

"Iya mommy..."

"Kabar Seren gimana, udah lama Mommy gak ngobrol sama dia"

Devan menelan ludahnya kasar, dia belum menceritakan kalau dia sudah lama putus dengan Seren, kenapa Devan sampai lupa. Apalagi ibunya dengan Seren sangat dekat, bisa di pastikan ibunya akan menceramahinya habis-habisan kalau sampai tahu.

"Devan?!" Pekik ibunya di sebrang sana.

"Iya mom, Devan denger!"

"Mingdep ajak Seren main ke rumah ya?! Bilang mama kangen, kalau gak, kamu gak boleh pulang kerumah!"

"Lho kok gitu Mak?!"

"Ya makanya ajak Seren main kerumah!- iya Dad?- Devan Mommy tutup dulu telponnya, kayaknya Daddy butuh something! Jangan lupa pesen Mommy ya!! Bye, i love you"

Panggilan terputus sebelum Devan sempat membalas, ia mendengus kesal, menatap layar ponselnya.

"Gue jadi curiga, jangan-jangan gue anak tirinya lagi" Devan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Setelahnya Devan kembali menyimpan benda pipih itu ke dalam saku celananya, lalu meraih jaket dan kunci motornya menuju tongkrongan.

Di sebuah warung kecil, Devan dan teman-temannya biasa berkumpul hanya untuk sekedar mengistirahatkan pikiran, mengobrol santai dan bercerita mengenai apapun.

Di sana sudah ada Arche, Deni, Dani dan langit. Tampaknya sedang membicarakan sesuatu yang serius, Devan bisa melihat itu dari raut wajah Arche, biasanya air muka Arche akan selalu tampak konyol tapi kali ini berbeda.

Biasanya saat Devan datang teman-temannya akan heboh atau menyambutnya dengan lelucon tapi kali ini tidak, mereka masih fokus entah berbicara apa.

"Woy, serius amat muka Lo pada, gak cocok banget, apalagi Lo Che" celetuk Devan sembari duduk di bangku panjang di samping langit.

Teman-temannya langsung menoleh ke arahnya, sepertinya baru sadar dengan kehadiran Devan.

"Kapan nyampe Lo, Van?" Tanya Deni.

"Tiga jam yang lalu" jawab Devan asal.

Arche mendengus "tidak usah membual wahai sahabat, aku sudah tahu kebusukanmu" jawabnya dramatis.

"Dan yang pasti kebusukanmu lebih dari kebusukanku" balas Devan tak kalah dramatis, bahkan dengan gestur tangannya.

"Lo sendiri, Tan?" Dani ikut memberi pertanyaan.

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang