Now playing | kamu dan segala
kenangan - Shanna Shannon🎶
Ciaaa Lagu-na' galau pisan euy/plakk
Sok Sunda bngt ampun!Oke, selamat membaca
_____
"Sye, I love you!"
"Tuh, khusus buat cewek gue yang tangguh, gue kasih kaktus!"
"Gak usah sekolah, toh nanti yang bakal kerja juga gue!"
"Sye, Lo rumah gue dan akan selalu kayak itu, jadi gue akan dan harus pulang ke elo."
Kata-kata manis yang pernah Devan ucapkan padanya kini berputar bak kaset rusak di kepalanya, Seren menggeleng- kan kepalanya, mempercepat larinya agar bisa segera sampai ke rumahnya, lengannya menutup setengah wajahnya agar tidak ada yang melihat bahwa dirinya tengah menangis.
Semuanya bohong Dev! Semua yang Lo bilang bohong! Gue bukan rumah, gue cuma pacar buat Lo, pacar yang bisa Lo putus kapanpun Lo mau!
Seren mengusap air mata kasar, dadanya sesak, hatinya berdenyut sakit, rasanya Seren ingin berteriak kencang bahwa dia sakit hati!
Apalagi alasan di balik Devan mengajaknya putus hanya karena sebuah permainan, sebegitu remehnya hubungan mereka selama ini di mata Devan? Hatinya seakan diremas berkali lipat lebih kencang dari pada saat Devan mengajaknya putus tadi siang.
Untunglah tidak ada hujan sore ini, Seren tidak siap jika harus berada di keadaan sedramatis itu, seolah-olah hujan juga ikut merasakan perasaannya? Tidak, Seren tidak suka basah-basahan.
Langkahnya terhenti di depan rumah dengan pagar yang dua kali lipat lebih tinggi dari tingginya, namun, lagi-lagi Seren harus pasrah karena menemukan adiknya yang tengah berdiri di depan gerbang dengan seorang gadis, terlihat sangat asik mengobrol.
Ini bukan pemandangan baru jadi Seren tidak terkejut, nama gadis itu Tasya, hubungan dua remaja kelas tiga SMP itu cukup rumit, Tasya sepertinya sangat menyukai Reyhan--adiknya--tapi Reyhan sepertinya tidak atau belum menyukai Tasya, sehingga setiap kali Tasya datang Reyhan akan berprilaku ketus pada gadis itu bahkan dengan terang-terangan mengusirnya, namun jika Tasya tidak datang untuk menemuinya Reyhan akan seperti orang gila mencari keberadaan gadis itu.
Entahlah, Seren pun heran kenapa ada hubungan seperti itu.
"Kak Seren!" Teriakan melengking itu menyadarkan Seren dari lamunannya lalu ia memaksakan senyumnya sembari mendekati dua manusia itu.
"Tasya? Kok gak masuk?" Tanya Seren lalu menatap ke arah adiknya yang memasang wajah datarnya.
"Gak di bolehin sama Rey, kak!" Pekik Tasya sebal, membuat Seren tersenyum kecil.
"Rey, ajak Tasya masuk dong!"
"Gak, gue sibuk, sana Lo pulang!" Ketus Reyhan, yang membuat Tasya merengut kesal.
Seren menghela nafasnya, dia yang notabennya memiliki hari yang sangat buruk dan butuh kasur sekarang juga, tidak punya tenaga untuk meladeni dua bocah labil di depannya itu, jadi izinkan dia untuk jahat kali ini.
"Kak Seren, masuk aja" ucap Reyhan yang membuat Seren langsung menoleh ke arah adiknya itu, Rey itu sangat peka terhadap perasaannya jadi tidak heran Rey tahu apa yang sedang di rasakan oleh Seren tanpa diberitahu sekalipun.
Seren tersenyum lalu mengangguk, mengusap puncuk kepala Tasya sebelum masuk ke dalam rumah minimalis berlantai dua itu "kak Seren masuk dulu ya, Sya" pamitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My EX [COMPLETED✓]
Ficção Adolescente[SELESAI] "Ayo putus" "Ha?" "Kita putus, Seren" Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstatus pacarnya namun semua nyatanya akan berakhir hari ini--berusaha mencari kebohongan di mata cowok i...