27 - marah

949 58 1
                                    

Warning!!Typo bertebaran!!________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!
Typo bertebaran!!
________

Setelah menyelesaikan latihan hari ini, Seren langsung mengemasi barangnya dan pergi meninggalkan ruang musik yang sudah sepi itu menuju parkiran.

Namun saat sampai di parkiran, Seren tidak menemukan entitas Pandu di sana, yang ada malah orang yang tidak ia harapkan tengah duduk manis di atas motor sembari menatapnya intens.

Seren ragu, apakah dia harus menunggu saja di parkiran sampai pandu datang atau pergi langsung mencari sahabat kecilnya itu.

Saat tengah asik berdebat dengan pikirannya sendiri, suara yang lama tidak Seren dengar tiba-tiba memasuki Indra pendengarannya.

"Lo cari Pandu, dia udah pulang duluan." Ucap Devan sembari turun dari atas motornya mendekati Seren yang masih mematung di tempat.

"Lo tau dari mana dia pulang duluan?" Tanya Seren ketus. Bisa saja kan orang di depannya ini mengibul, Devan kan suka sekali menjahilinya.

Devan merotasikan matanya malas, kesal juga melihat Seren sebegitunya mencari rivalnya itu"Tadi dia nitip pesen sama gue,"

"Oh." Setelahnya Seren ingin melangkah pergi tapi urung saat tiba-tiba tangannya langsung di cekal oleh Devan.

"Pulang bareng gue!" Ujarnya dengan intonasi yang mulai naik.

"Gak mau!" Ketus Seren tak mau kalah.

"Udah sore gak usah keras kepala jadi cewek!"

"Oh ya?! Terus Lo doang yang boleh keras kepala sekaligus egois?!"

"Ck! Gue gak mau berantem!"

"Lo duluan yang nyolot!"

"Lo rese! Berapa hari Lo jauhin gue, Lo kira gue gak frustasi, terus Lo nyari cowok lain seolah gue ini apa banget buat Lo! Kita udah kenal lama! Gue gak suka liat Lo bertingkah seolah kita bukan apa-apa!"

"Ya emang kita bukan apa-apa!"

"Seren!" Tanpa sadar cengkraman tangan Devan di pergelangan Seren menguat membuat cewek itu sedikit meringis.

"LEPASIN GUE BRENGSEK!" Teriakan Seren memenuhi area parkir yang sudah sepi itu, tangannya berusaha melepaskan diri dari cengkraman Devan namun sayang tenaga cowok itu lebih kuat.

Devan terkekeh sumbang, lantas mengangguk "gue brengsek? Lo apa? Lo malaikat yang tersakiti? IYA!" Bentak cowok itu.

Seren diam, selama dia bersama Devan, cowok itu tak pernah membentaknya sampai seperti ini, Devan tak pernah berlaku kasar seperti sekarang. Ini bukan Devan yang dia kenal.

Gadis itu menggeleng pelan, matanya memicing tajam menatap ke dalam manik Devan yang juga menatapnya berkilat emosi, masih berusaha melepaskan tangannya. "Devan please gue capek pengen pulang."

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang