38 - berdua bersama

868 50 1
                                    

Typo bertebaran!!!
_______

Tringgg tringgg tringgg

Suara alarm dari jam beaker yang terpajang apik di meja nakas samping tempat tidur Seren pun menggema, menunjukan pukul depalan pagi. Jarang, jarang sekali. Bahkan hampir tidak pernah di setiap paginya Seren menghidupkan alarm kecuali untuk hari-hari penting saja.

Apalagi hari ini hari Minggu, namun siapa yang tahu. Hari Minggu pun bisa menjadi penting, entah itu janji dengan teman, pasangan atau keluarga?

Dan seperti yang kita tahu hari ini Seren memiliki janji dengan Devan, tapi bukannya mereka sudah putus? Apa pentingnya bertemu dengan mantan pacar? Haha. Tidak tahu saja jika semalaman suntuk Seren tidak bisa tidur karena mikirkan hari ini.

Terlihat gadis yang masih bergeming di balik selimut tebal itupun bergerak terganggu karena suara alarm yang begitu memekakkan telinga, tangannya perlahan terjulur meraih jam beaker dan mengintip sedikit untuk memastikan jam berapa saat itu.

Lantas, melihat angka yang ditunjuk oleh jam Seren mendengus sebal untuk kemudian merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Tenang, waktunya untuk bersiap masih banyak, mereka membuat janji jam sepuluh.

Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul, Seren beranjak dari tempat tidur, mencuci muka sejenak danturun untuk sarapan.

Sampai dibawah, dia bisa melihat kedua orang tuanya dan juga adiknya sudah berkumpul di meja makan, suasana hening dan dingin memang sudah ciri khas dari keluarga mereka, entah berapa lama ini akan bertahan Seren tidak begitu peduli yang penting mereka masih bersama.

Gadis itu duduk di sebelah Reyhan tanpa menyapa, lalu tersenyum ke arah adiknya itu "Rey, minta dikit dong," Ujarnya saat melihat potongan sandwich yang akan masuk ke mulut adiknya itu.

Reyhan melirik datar tidak peduli sembari memasukan potongan itu ke mulut Seren membuat yang lebih tua tersenyum dan menumpukan dagunya di bahu Reyhan.

Sampai tiba-tiba sang kepala keluarga berceletuk "gimana sekolah kamu, Sye?"

Seren mendengar ayahnya bertanya demikianpun sedikit tersedak, cepat-cepat ia mengambil air putih yang sudah pasti milik Reyhan dan meneguknya sampai habis.

"Baik," jawabnya cepat, terlampau antusias membuat semua yang ada di meja makan menatapnya.

Seren tersenyum kecil sembari menggaruk kepalanya, Reyhan yang berada di samping pun memutar bola matanya malas, lalu kembali memasukan satu potongan sandwich ke mulutnya.

Sedangkan sang ayah hanya menggelengkan kepala "kemaren papa bawa oleh-oleh buat kamu sama Rey dari Bandung."

"Mana pa?" Tanya Seren semakin bersemangat.

"Di ruang tengah kayaknya. Coba nanti kamu liat."

"Asikkk, makasih ya pa."

"Sama-sama."

Setelahnya mereka kembali melanjutkan acara sarapan dengan suasana hening, Seren menikmati makanannya dengan sesekali mengganggu Reyhan di sebelahnya.

Setelah menyelesaikan sarapan Seren langsung berlari ke ruang tengah untuk melihat apa yang dibawakan oleh ayahnya untuknya, ada dua paperbag di sana, yang mana satu untuknya dan satu lagi untuk adiknya.

Saat Seren hendak meraih salah satu paperbag di atas meja, Reyhan lebih dulu merebutnya "punya gue. Itu punya Lo!" Ujarnya sembari menunjuk paperbag satu lagi.

"Bisa aja kali, gue pikir Lo gak minat."

"Lo aja yang suka serakah."

Seren mencebikan bibirnya enggan membalas lagi, setelahnya meraih paperbag yang tersisa satu itu. Segera ia buka karena sudah penasaran sekali dengan isinya.

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang