Rasa khawatir itu ada menandakan bahwa dia berharga
~My EX~
____
Malam Minggu biasanya di habiskan oleh anak muda untuk apel kerumah pacar, tapi bedal lagi kalau yang malam mingguan itu Devano dan antek-anteknya
Mereka lebih senang menghabiskan malam Minggu dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat seperti-
"Hai, pacaran yuk!" Ujar Devan santai sembari menghampiri pasangan yang tengah kasmaran duduk di salah satu bangku Taman.
Pacar si cewek jelas tidak terima, ia berdiri menatap Devan berang "apaan Lo bocah? Nyari ribut sama gue?!"
"Nyari pacar saya bang!" Jawab Devan dengan wajah tanpa dosa.
Si abang-abang pun merasa tidak terima dan menarik kerah baju Hoodie Devan dengan kasar, sedangkan si empu hanya terkekeh remeh lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah si cewek.
Dan si cewek pun bukannya menghentikan malah sibuk salah tingkah.
Bugh!
Satu bogem mentah mendarat di wajahnya, Devan berdecak sembari mengusap sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.
"Mending sekarang Lo pulang! Dasar bocah!" Maki cowok itu, yang mana membangkitkan gairah ingin menonjok dari Devan.
"Gue bocah mau apa Lo ha?!"
Bugh! Bugh!
Kali ini pukulan mendarat di wajah cowok yang kelihatannya memang lebih tua dari Devan itu, hal itu membuat si cewek yang tadi sibuk salah tingkah memekik, hanya memekik tidak berniat melerai.
"Kebetulan lagi promo bang, jadi Lo dapet dua!" Ujar Devan dengan santainya lalu beralih duduk di sebelah si cewek.
"Hai cantik! Mau gak jadi pacar gue? Dari pada sama dia, emosian!" Ujar Devan to the poin.
Si cewek menunduk malau, mengabaikan si pacar yang terkapar di tanah, Manahan sakit di wajah.
Devan ikut merunduk guna melihat wajah cewek itu, lumanyan cantik juga "gimana?" Tanyanya lagi.
Dengan ragu cewek itu mengangguk, membuat Devan langsung tertawa terpingkal-pingkal. Membuat si cewek mengernyit heran.
"Mending mbak urus tu pacaranya, malah mauan aja di ajak pacaran sama cowok lain, anjir emang!" Ujar Devan sembari menggeleng tidak percaya di sela tawanya, lalu pergi sebelum mendapat amukan dari si cewek yang tampaknya emosi.
"Bangsat Lo!!" Teriak si cewek yang membuat Devan terbahak.
"Ssshh bibir gue, harusnya tu cowok berterimakasih sama gue!", Rutuk Devan sembari melangkah pergi kembali ke tempat di mana dia dan teman-temannya berkumpul.
Sampai di tempat kumpul, teman-temannya sudah terbahak melihat sudut bibirnya yang pecah.
"Bangsat, gue dapat bogem Mulu prasaan!" Gerutu Devan sembari memegangi rahangnya yang sedikit nyeri.
"Resiko bro, Emang Lo pikir Lo aja, kita juga sama!" Sahut Arche yang wajahnya bahkan lebih parah dari Devan tapi sempat-sempatnya ikut menertawainya.
"Gue mah sebelum tu cowok nonjok gue udah nonjok duluan" Dani ikut menyahut.
"Hahaha, pinter juga lu!" Sahut Devan sembari mengacungkan jempol, tapi di balik ke bawah "pinter cari ributnya Lo, Dan!"
"Lagian Lo pada gila apa ya, tiap malming kerjaannya unfaedah banget! Udah berapa pasangan coba yang rusak gara-gara Lo pada" ujar Langit, bisa di bilang langit itu yang paling waras dari mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My EX [COMPLETED✓]
Fiksi Remaja[SELESAI] "Ayo putus" "Ha?" "Kita putus, Seren" Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstatus pacarnya namun semua nyatanya akan berakhir hari ini--berusaha mencari kebohongan di mata cowok i...