Warning!!
Typo bertebaran!!
______Pintu kamar berwarna putih dengan papan nama 'Seren Nashira' tergantung di tengah-tengah pintu itu dibuka pelan.
Kepala Devan masuk setengahnya, mengintip apakah pemilik kamar sudah benar-benar tidur atau belum. Setelah memastikan bahwa tidak ada suara apapun dari balik pintu kamar, Devan mulai mengambil langkahnya.
"Pintunya dibuka terus, awas kalau macem-macem." Suara datar itu membuat Devan terkejut, cowok itu kembali melangkah mundur dan melihat ke arah sampingnya, dimana bocah remaja SMP yang sejak tadi dia umpati karena menyebalkan tengah berdiri sembari menyender di dinding dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya.
Devan mendengus, gemas sekali dengan adik Seren itu "sini gue cubit dulu pipinya, gemes banget gue dari tadi." Geramnya sembari mengulurkan tangannya ke arah Reyhan yang langsung di tepis oleh sang empu.
"Jijik!" Ucapnya lalu berlalu dari sana.
"Dih, kelakuan Lo kayak Langit. Adeknya langit kali Lo." Dumelnya kesal.
Setelahnya Devan menghela nafas sejenak lalu membuka lebar pintu di hadapannya, melangkah pelan ke dalam dengan pintu yang dia biarkan terbuka, mengikuti perintah si tuan muda Reyhan.
Dari jarak satu meter dari tempatnya berdiri, Devan bisa melihat Seren tengah tertidur membelakangi dirinya dengan selimut yang menutupi hingga lehernya.
Sudut bibirnya terangkat lalu cowok itu mendudukan dirinya di tepi kasur dengan hati-hati agar tidak membangunkan gadis yang tengah tertidur lelap itu.
Devan menatap wajah Seren yang tertutupi oleh helaian rambut gadis itu dalam diam, tangannya saling menggenggam di kedua pahanya, tidak berani membuat pergerakan lebih, takut jika gadis itu terbangun dan memergokinya.
"Sye..." Panggil Devan begitu lirih, lebih seperti bisikan.
Ia membasahi bibir bawahnya yang terasa kering tiba-tiba dengan kepala tertunduk "gue mau minta maaf, udah bentak Lo kemaren. Gue bego banget, bentak kesayangan gue kayak gitu."
Devan menggigit bibir bawahnya canggung "gue, gue gak tau lagi harus apa supaya hubungan kita bisa balik lagi. Kemaren gue ngerasa kayak, Lo enak banget pergi sana sini sama siapa aja sedangkan gue ngejar-ngejar Lo kayak orang gila, buntutin kemanapun Lo pergi kayak penguntit. Maaf.."
"Tapi sekarang gue tau, posisi Lo juga berat. Gara-gara emosi, gue sampai lupa lo punya masalah yang lebih berat buat Lo pikirin. Maaf, Maaf karena gue belum bisa jadi dewasa buat Lo. Maaf belum bisa selalu ada buat tampung semua sedih Lo. Maaf belum bisa tepatin janji gue buat jadi pacar yang baik buat Lo."
Devan tertawa miris "mungkin maaf aja gak akan pernah bisa bikin sakit di hati Lo ilang, tapi gue pengen bener-bener minta maaf sama Lo."
"Dan mungkin," cowok itu menghela nafas berat "emang bener, kita butuh jarak dulu untuk sementara, hubungan kita udah terlalu toxic, kita butuh waktu buat mikir dan dinginin kepala masing-masing. Dan mungkin mulai besok gue bakal tinggal di rumah lagi. Maaf karena ngasih taunya pas Lo lagi tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
My EX [COMPLETED✓]
Teen Fiction[SELESAI] "Ayo putus" "Ha?" "Kita putus, Seren" Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstatus pacarnya namun semua nyatanya akan berakhir hari ini--berusaha mencari kebohongan di mata cowok i...