36 - masih sayang

812 60 5
                                    

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

"Lah benjol beneran!" Seru Seren di sela tawanya.

Devan yang tadinya sudah berekspektasi tinggipun mendengus "seneng banget ya Lo gue apes gini."

"Terus gue harus nangis-nangis gitu?" Tanya Seren sembari beranjak dari duduknya, yang mana menimbulkan pertanyaan dari Devan.

"Mau kemana?"

"Ngabil es batu buat komprses benjolnya, apa lagi?" Seren berjalan ke arah kulkas yang ada di UKS, di sana juga ada obat-obatan yang penyimpanannya pada suhu dingin juga es batu yang biasanya di siapkan untuk anak-anak bandel seperti Devan ini contohnya.

"Kirain mau kabur."

"Lo bawel kalau gue tinggal."

Devan tersenyum miring "masa? Bukan karena Lo khawatir sama gue?"

Seren memutar bola matanya malas sembari mendudukan dirinya kembali di sebelah Devan, sudah dengan handuk kecil juga es batu yang dia tempatkan di dalam wadah kecil.

"Lain kali hati-hati, untung gak kena mata atau area lain yang sensitif," Seren berucap sembari mengompres benjolan yang membiru di lening Devan pelan. Menimbulkan ringisan kecil dari sang empu.

"Iya," gue kangen Sye, kangen banget. Devan tersenyum lembut, memperhatikan garis wajah Seren yang sudah lama tidak ia lihat dalam jarak sedekat ini. Merutuki kebodohannya yang membiarkan Seren pergi dari sisinya.

Apa dia masih punya kesempatan untuk menarik Seren kembali kesisinya?

"Ssshh, sakit Sye!" Devan meringis terkejut saat merasakan perih di keningnya.

Seren merengut sembari melayangkan tatapan curiga pada Devan "Lo mikirin apaan? Mata Lo sampai gak kedip liatin gue. Masih suka ya Lo sama gue."

Devan terkekeh "iya, kenapa emang gak boleh?"

Sakakmat!

Kini bergantian Seren yang terdiam, bukan karena malu atau salting tapi bingung Devan berkata jujur atau hanya main-main, sebab dia tidak ingin kembali berharap dan mendapat ending yang sama lagi.

"Gue benaran." Ucap Devan lagi yang mana membuat Seren mendongak menatap mata kelam milik Devan yang dulu selalu ia kagumi, namun kini mata itu selalu ia hindari.

"Sye, hari Minggu jalan sama gue ya?" Tiba-tiba Devan kembali melayangkan pertanyaan yang membuat Seren bingung luar biasa.

Bukan, itu bukan pertanyaan melainkan perintah yang tidak boleh ditolak. Sama seperti dulu, Devan tidak pernah berubah kala menyangkut Seren.

"Mau kemana?" Seren bertanya dengan wajah bengisnya, mewanti-wanti jika buaya di depannya ini akan melakukan hal yang aneh-aneh saat mengajaknya jalan. Siapa tau dia ingin membalas dendam padanya dengan cara memutilasinya seperti di berita akhir-akhir ini.

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang