31 - takdir yang bermain

976 59 6
                                    

Takdir seolah mempermainkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir seolah mempermainkan. Di saat kita memutuskan untuk berhenti, dia seolah tidak memberi izin dan kembali membuat kita terjebak.

Warning!!
Typo bertebaran!!
_______

"Sultan?!" Pekik Devan terkejut, ia berdiri lalu berlalu menghampiri pria paruh baya yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

"Kamu tu loh kebiasaan. Panggil Daddy!" Pria paruh baya yang merupakan ayahnya Devan itu memukul pelan kepala sang anak, walaupun berakhir memeluk sang anak erat sekali.

"Kok balik sih Tan, melayang aja terus di udara."

Vanissa dan Sultan terbahak mendengar penuturan anak bungsunya itu "apa? Dikira Daddy ini layangan apa, Daddy mu ini pilot loh." Ujar sultan dengan wajah pongahnya.

Like father like son.hmm

Devan melepas pelukannya lalu menarik lengan ayahnya untuk bergabung bersama Vanissa yang sedari tadi menatap mereka dengan senyum mengembang "kapan pulang ded?" Tanya cowok itu yang akan seperti anak SD jika sudah bertemu panutannya.

"Kapan-kapan."

Suka melawak:) beneran bokapnya Devan nih.

Devan melengkungkan bibirnya keatas dengan wajah datar "wah, ngelawak hahaha." Serunya sembari menepuk-nepuk bahu sang ayah.

Sedangkan Sultan mendengus "gak usah maksa, muka kamu tu gak ganteng kayak Daddy."

"Dih hubungannya apaan coba?"

"Gak ada."

Vanissa yang sejak tadi mendengarkan obrolan unfaedah mereka berdua mendengus "mommy kebelakang deh buatin kalian minum, Devan jangan lama-lama ngobrol sama Daddy, ganti baju habis itu makan."

"Siap istirinya Sultan!"

"Heh! Yang sopan sama ibumu lho bang!" Tegur Sultan yang mengundang dengusan malas dari Devan.

"Iya, becanda doang."

"Becanda sama yang lebih tua jangan asal bang. Nanti kesannya gak sopan!"

"Siap kapten!"

Sultan terkekeh melihat tingkah anak bungsunya itu, lantas menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, masih sangat terasa lelahnya akibat penerbangan bulan ini.

"Kata mommy mu, kamu putus sama pacarmu yang namanya Karin itu ya?"

"Seren, Tan."

"Iya itu maksud Daddy."

Devan memutar bola matanya malas, menurut saja apa kata yang lebih tua.

"Bang, kalau kamu ada apa-apa cerita sama Daddy."

"Gimana mau cerita Daddy aja sibuk."

"Lah, malem-malem kan bisa telpon. Kamu tu loh gengsi bener jadi anak, masa gak mau nelpon kalau bukan Daddy yang nelpon."

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang