02. Kesal

443 158 32
                                    

Happy reading!

*****

Sinar matahari mulai menembus celah-celah jendela dikamar seorang gadis.

Gadis itu menggeliat kecil lalu perlahan membuka matanya sembari mengerjap ngerjap.

Tangannya terarah mengambil ponsel ,ia sangat dikagetkan dengan pesan dari Kean. Apalagi saat melihat jam diponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan.

"Sial gue kesiangan! Itu pengacara kasih taunya dadakan banget kaya tahu aja!" Diva marah marah sendiri, namun dengan cepat ia  pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah mandi Diva memakai dress putih putih se lutut dan dibalut cardingan putih panjang sampai mata kaki.

Diva memakai make up natural karena dirinya sudah cantik natural. Diva menyambar tas Dior nya lalu segera keluar kamar.

"Gak sarapan dulu Diva?" Tanya bi Ningsih saat melihat Diva yang seperti tergesa gesa.

"Enggak sempat bi nanti aja" jawab Diva sambil lari keluar rumah.

Diva mencari Anggi dan setelahnya ia berucap,

"Anggi cepat antar saya" ujar Diva pada sopirnya

"Iya mba" Jawab Anggi-sopir Diva yang segera berdiri dari duduknya dan mengeluarkan mobil dari garansi. 

"Kemana mbak?" Tanya Anggi saat Diva memasuki mobil.

Diva kembali melihat ponselnya takut salah tempat"Cafe mentari nggi"

"Oke" Anggi pun segera melajukan mobil keluar dari pakarangan rumah Diva.

Setalah beberapa menit akhirnya mobil Diva sudah terparkir di depan cafe mentari.

Diva buru buru keluar dari mobil saat sudah terparkir, langkahnya terhenti saat melihat orang yang duduk di meja nomor 14 itu.

Kepalanya menatap arah langit berusaha berfikir, ia menjentikkan jarinya keatas saat tahu siapa orang itu.

"Oh iya itu kan orang yang nabrak gue! Harus gue marahin nih" Diva lalu segera berjalan kearah meja nomor 14 itu. Lebih tepatnya Diva yang nabrak.

"Heh?! Lo kemaren kan yang nabrak gue?! Ngaku Lo! Terus ngapain Lo disini? Ini itu udah dipesan?!" Dumel Diva saat sudah didepan Kean.

Kean menatap Diva bingung. Dia orang gila? Batin Kean berbicara.

"Ngomong Lo! Gak bisa ngomong?!" Imbuh diva saat Kean tak membuka suara.

Ah Kean ingat dia perempuan yang kemarin menabraknya. Tapi kenapa dia yang marah? Apa benar cewe ini gila? Kean kembali berbicara dalam hati.

Kean berdiri "perkenalkan saya Kean ,dan tentang kejadian kemarin itu bukan salah saya itu salah kamu yang bermain ponsel walau sedang berjalan" jelas Kean.

Diva sedikit membuka mulutnya tak percaya respon lelaki itu, sangat dingin menurutnya.

"Jelas-jelas itu salah Lo!" Elak Diva. Padahal dirinya lah yang salah

"Saya bisa tuntut ke hukum kalo saya mau, karena anda datang dan marah-marah tak jelas ditambah menuduh saya" ujar Kean serius, raut wajahnya sangat dingin.

"Dih.sok Lo?" Cibir Diva.

"Disana ada cctv bisa dibuat bukti dan saya seorang pengacara yang anda panggil, tolong yang sopan" ujar Kean.

"Lo bukan orang tua gue yang harus dihormati" ucap Diva duduk di bangkunya.

"Ya sudah saya pergi" ujar Kean bersiap mengambil tasnya.

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang