37. awal perseteruan

129 48 0
                                    

Happy reading!

*****

Punya rumah besar tentu menjadi impian semua orang, apalagi jika rumahnya nyaman dan sejuk udaranya.

Namun tidak bagi Vita, dia mearasa kesepian karena rumah itu dia tinggali sendiri. Jika dirumah, Vita hanya bermain hp tak bisa bercanda tawa dengan orang lain.

Maka nya, Vita selalu main main kerumah Ina atau Diva. Tapi ini, Ina dan Diva tidak ada dirumah, jadi dia terpaksa tetap diam dirumahnya sendiri.

Siang hari Vita sedang malas memasak, jadi dia memesan lewat aplikasi saja.

Setelah makanan nya datang diantar oleh ojek, Vita lalu segera membawanya ke dapur untuk dimakan.

Vita memesan ayam geprek dengan es teh untuk makan siangnya. Walau punya banyak uang, Vita membeli makanan secukupnya hanya untuk makan dirinya saja. Karna jika dibuang akan mubazir.

Saat lidahnya sedang merasakan pedas dari sambal geprek, ponsel Vita berbunyi menampilkan notifikasi WhatsApp dari nomor tak dikenal.

"Siapa nih" gumam Vita lalu segera membuka room chat tersebut, karena penasaran.

+62852458×××

Kasihan ya lo, besar tanpa ortu
Tergantungnya sama orang lain ya? Ups.

Vita melotot membaca pesan dari nomor tak dikenal itu, tanpa sadar tangan lainnya mengepal.

"Gue akan cari tau siapa dia" gumam Vita, tanpa bisa dicegah air matanya luluh membasahi pipi.

*****

Satu Bulan Kemudian

Waktu berlalu begitu cepat rasanya, sudah satu bulan Diva pergi dan sekarang Kean benar-benar merasa kehilangan.

Sejak kepergian Diva, Kean menjadi sering marah marah difirma. Tak sedikit orang firma terkena semprot Kean karena masalah kecil.

Prangg!

Seperti saat ini, Clarisa lupa memasukkan gula ke dalam kopi yang akan diberikan Kean.

Kean yang merasakan pahit yang teramat sangat, langsung membanting  nampan yang terbuat dari plastik itu.

"Kau ini bagaimana?! Bisa bikin kopi yang benar tidak?!" Sentak Kean.

Clarisa meringis mendengarnya, "maaf pak tadi saya lupa" ucap Clarisa seraya menunduk.

"Ya terus?!"

"Hah?" Clarisa mendongak menatap Kean lagi karena tak mengerti maksudnya.

"Terus kenapa kamu masih tetap disini?! Cepat bikinin saya kopi yang baru!" Suruh Kean.

"A-ah oh iya" Clarisa langsung mengambil gelas kopi dan nampan lalu segera pergi ke dapur.

Clarisa meletakkan nampan dimeja dapur dengan sedikit kencang.

"Sialan! Apasih artinya Diva buat Pak Kean?! Kenapa pengacara itu jadi marah marah?!" Geram Clarisa berceloteh sendiri.

*****

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang