17. Hanya untuk menemuimu

187 81 1
                                    

Happy reading!

******


"Audi!!!" Pekik Ima, gadis itu susah heboh semenjak melihat layar ponselnya. Dia berlari menuju Audi untuk menunjukkan apa yang dilihatnya.

"Apa sih?!" Tanya Audi ngegas saat Ima sudah berdiri didepannya, sungguh suara Ima sangat menganggu.

"Hehe, nih Lo wajib lihat!" Ima meletakkan ponselnya dimeja, dan Audi mengambilnya.

"Gue baru buka hape dan ternyata Kemarin, Diva bikin igs makan pagi sama Pak Kean! Dan itu direpost lambe turah!" Ucap Ima kelewat antusias.

"Hah?! Demi apa si?!" Audi juga sedikit tak percaya, namun saat melihat ke layar ponsel. Benar adanya.

"Sumpah ya! Gue gak nyangka banget tau! Bener kata pak Arif ih" seru Ima.

"Iya Im! Gue doain ya, mereka langgeng sampai nikah! Biar gue diundang" kata Audi.

"Gue juga dong!"

Mereka berdua berpelukan sambil bersorak.

"Kalian berdua! Bisa diam tidak?!" Intan muncul dan langsung menyentak.

Ima dan Audi pun langsung diam. Bisa dibilang posisi Intan lebih tinggi dari mereka, maka Intan mudah saja menendang mereka dari firma.

dengan wajah kesal intan pun kembali ke kantornya. Dia terusik dengan Ima dan Audi yang teriak teriak tak jelas, ditambah pekerjaannya sangat banyak hari ini. Namun dari pada marah marah, dia memilih kembali dan melanjutkan pekerjaan nya.

Ima dan Audi menghela nafas lega, untung tidak sampai mereka ditendang dari firma ini. Karena tak mudah bagi mereka untuk masuk kesini, kan tidak lucu kalau nanti dipecat hanya karena teriak teriak. Alasan macam apa itu?!

Ima menyenggol lengan Audi saat melihat Kean yang keluar dari ruangannya. Keduanya saling tatap lalu tersenyum penuh arti.

"Pak Kean!" Panggil Ima saat Kean hendak melewati keduanya.

Kean berhenti dan menaikkan satu alisnya bermaksud bertanya.

"Sini Pak Kean" kini giliran Audi yang memanggil.

Kean menghela nafas, dia pun menghampiri mereka. Mungkin saja penting.

"Ada apa?" Tanya Kean to the point.

"Pak Kean beneran ada hubungan sama Diva?" Tanya Ima menatap Kean serius.

Kean mengerutkan dahi samar. Lantas Audi menunjukkan layar ponsel. Kean sedikit kaget melihatnya, namun dia berusaha untuk tetap menampilkan ekspresi datar.

"Pak Kean kalau menikah, jangan lupa undang kita ya" ucap Audi penuh harap.

"Aku juga pak Kean" tambah Ima.

"Kalian ini bicara apa?" Tanya Kean pura pura tak mengerti, sebenernya dia tahu apa maksud pembicaraan ini. Namun dia enggan membicarakan tentang itu.

"Itulah Pak Kean ada hubungan sama Diva ka.."

"Berhenti bicara kalau kalian ingin tetap disini" ucap Kean lalu pergi. Bisa bisanya dia sedang sibuk malah dipanggil untuk membicarakan hal yang tak penting baginya.

"Hayo! Lo tuh Im!" Audi menyalahkan Ima karena pak Kean marah

"Apa?! Lo dulu ya!" Ima juga tak terima.

"Heh! Lo dulu ya Ima! Jangan pancung gue!" Audi menggebrak meja membuat beberapa karyawan yang melintas meringis.

"Wahh Lo udah berani ya sama gue!" Teriak Ima lebih kencang.

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang