06. Pasrah

311 126 0
                                    

Happy reading!

******

Seorang dengan pakaian jaksa sedang berjalan memasuki sebuah gedung firma.

Ia langsung masuk ke ruangan meeting sesudah memasuki gedung itu karena susah terlambat.

Jaksa itu bernama Kray.

"Maaf terlambat" ucapnya lalu duduk di bangku yang kosong, Lebih tepatnya tempatnya.

"Oke, pak Kray sudah datang. Bisa kita mulai?" Ucap direktur yang akan memimpin meeting.

"Bisa pak" jawab mereka kompak.

"Jadi kali ini ada kasus sebuah pembunuhan yang sudah beberapa kali terjadi, namun setelah diselidiki tim pasti menemukan sebuah barang yang sama ditempat kejadian, dan tempat kejadian lainnya" ujarnya.

"Pembunuhan yang waktu itu pak?" Tanya seorang jaksa perempuan yang mengerti maksudnya, yaitu pembunuhan yang belakangan ini sering terjadi dan anehnya, pelaku  pasti meninggalkan sebuah jejak gantungan kunci yang bergambar sebuah pedang yang berlumur darah, dan anehnya tak ditemukan sidik jadi di ganci tersebut. Jadi tak bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Iya" direktur pemimpin rapat rapat-pak Tito- mengangguk.

"Sebentar, jadi kita akan ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini?"Kray menebak.

"Iya benar sekali jadi kalian harus berusaha untuk menang" ujar Tito yang langsung membuat semua nya bersorak senang, sudah lama firma ini tidak menangani kasus besar.

"Waahh bentar lagi kita bakalan di kenal lebih jauh lagi" ujar salah satu dari mereka.

"Tapi ingat kalian harus mengenalkan firma kita dengan nama baik yaitu menang, saya serahkan tugas ini pada pak  Kray" Ujar Tito.

"Saya pak?" Kray menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, tolong jaga nama baik firma pak Kray" pesan Tito.

Kray sedikit menunduk" siap pak! Saya akan menang"

"Baiklah saya percaya sama kamu"

Kray mangut-mangut mendengarnya.

"Baik pak" semua nya mengangguk.

"Jangan sampai kalah sama Firma Hukum Wisnu, kamu harus menang walau lawan kamu pengacara Kean" ucap  Tito lagi.

"Iya pak" jawab Kean.

Tito mengangguk "oke, kalau begitu rapat kali ini selesai saya pergi dulu"

Setelah kepergian Tito pun semua karyawan juga ikut keluar dari ruang meeting.

"Saya gak akan kalah dari kamu Kean, camkan itu" ucap Kray tersenyum Devil.

******

Diva sedari tadi mendecak sebal pasalnya Kean belum juga mengembalikan tas nya.

Ia mengangkat tangannya setinggi bahu lalu melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 8 pagi.

"Lama amat sihh" gerutu nya sedari tadi.

"Nah itu dia Dateng" ucap Diva saat melihat mobil putih memasuki pekarangan rumahnya.

Diva segera melangkahkan kaki untuk menghampiri nya.

"Lama amat sih pak?!" Omel Diva yang tiba-tiba langsung masuk ke dalam mobil.

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang