14. dibalik amarah

109 22 1
                                    


Happy reading!


*******

Alea duduk disofa dengan kaki yang disilang kan, dia sedang menunggu seseorang.

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang pria yang berpakaian preman. Alea tersenyum miring, orang yang ditunggunya akhirnya datang juga.

"Bagaimana? Udah Lo dapet in semua info tentang dia?" Tanya Alea.

"Sudah bos, lengkap" pria itu kemudian menyerahkan beberapa kertas yang sudah dijadikan satu kepada Alea.

"Lo emang gak diragukan" kata Alea mengacungkan satu temponya.

Pria itu tersenyum senang. Jika dia melayani Alea dengan baik, maka dia pun akan dapat yang lebih baik.

Alea membaca satu persatu kertas yang berisi segala sesuatu tentang Rachel.

"Oh ya bos ada suatu hal yang menarik" ucap Pria itu hampir kelupaan.

"Apa yang menarik?" Tanya Alea tanpa berpaling dari kertas itu.

"Rachel, dia menjadi artis bukan Karena keinginannya" ujar Pria itu.

"Maksud Lo?" Tanya Alea menatap nya.

"Jadi dia itu punya Adik, tapi mempunyi bakat menyanyi. Rachel ingin menyanyi juga, ternyata suara Rachel sangat bagus."

"Terus gimana tuh bocah jadi seleb?" Tanya Alea. Mukanya mendadak serius.

"Orang tuanya cuma dukung adiknya. Tak mau ada pesaing, mereka menyuruh Rachel untuk menjadi artis saja. Dan Rachel pun mematuhinya. Katanya Rachel sangat kesal" jalas pria itu.

"Ohh jadi si Rachel itu kaya dibuang?" Alea terkekeh sendiri.

"Benar, dia selalu dihina oleh orang tuanya. Seakan bukan anak sendiri."

*****

Rachel berjalan memasuki rumah megah milik kedua otang tuanya, dia berjalan kedalam dengan wajah datarnya.

Rachel benci tempat ini, kelopak matanya sedikit menampung air mata yang tak dijatuhkan.

Namun karena dipaksa, Rachel terpaksa datang untuk mengikuti acara makan malam bersama.

Rachel memasuki dapur. disana sudah ada kedua orang tuanya, dan adiknya yang sudah duduk dimeja makan.

Tanpa mengucapkan sesutu Rachel duduk didepan mamanya.

"Lama sekali kamu, itulah mengapa harus disipiln supaya sukses" ucap Sella-mama Rachel.

Rachel diam, baru saja dia datang. Namun sudah dihadiahi sindiran. Tapi Rachel tak menjatuhkan airmatanya, dia hanya tersenyum tipis.

"Papa udah lapar, ayo makan" ucap Rega- papa Rachel. Dia tak membela melainkan memang lapar. Mana ada yang mau membela Rachel.

"Iya Pah" jawab Aca- adik Rachel yang umurnya hanya selisih 3 tahun dengan Rachel.

Mereka pun mulai memakan iga bakar yang sudah tersedia di piring masing masing.

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang