39. mulai Retak

132 48 1
                                    

Happy reading!

*****

Paris, Perancis at 09.10 am.

"Aduh pegal banget" gumam Diva seraya meregangkan ototnya.

Kini Diva berada ditempat syuting, dan dia sudah melakukan take yang terakhir dan pekerjaan nya sudah selesai.

Tadi Diva juga sudah berbicara dengan kru kru pembuatan film, tak lupa Diva juga mengucapkan terima kasih telah menjadikan dirinya bagian dari film ini.

Tadi Diva juga sudah foto bersama dengan artis artis lain yang menjadi tokoh di film, dan juga bersama kru kru lainnya. Tadi Rina juga ikut foto, gadis itu sangat antusias jika diperhatikan.

Bagaimana tidak antusias? Jika fotonya saja bersama cogan. Diva sampe geleng geleng kepala melihatnya.

Diva menghampiri Rina yang masih saja akan berfoto dengan laki laki, Diva tebak pasti memory gadis itu sudah hampir jebol.

"Rina" panggil Diva.

"Eh apa?" Rina mendekat pada Diva.

"Lo tadi pagi udah cek out hotel belum sih?" Tanya Diva.

"Belum anjir! Kopernya aja masih ada dihotel" jawab Rina sambil menepuk dahinya.

"Hadehh, yaudah habis ini kita cek out hotel terus langsung ke bandara ya?" Ujar Diva.

"Siap! Tapi bentar gue mau foto dulu, kapan lagi foto sama bule!" Ujar Rina lalu menghampiri laki laki tadi membuat Diva terkekeh pelan.

*****

Jakarta, Indonesia 10.10 am.

Hari ini rasanya Vita sangat malas untuk melakukan sesuatu, dia masih bersedih saat mengetahui siapa pengirim pesan itu.

Bahkan Vita mencancel semua endors yang mendesaknya agar dilakukan hari ini, mer la sedikit kecewa dan marah, namun Vita tidak peduli, terlihat egois sih..

Rumah yang besar ini tentu hanya menyiptakan kesunyian karena hanya ditinggali Vita sendiri.

Saat ini Vita berada di kamarnya, tepatnya di balkon sambil menatap langit yang cerah.

Sambil ditemani secangkir kopi dan satu buku novel di meja sampingnya, Vita merasa sangat nyaman dan betah duduk disini selama berjam jam.

Vita masih sedikit tidak menyangka, dia mencoba memaafkan namun mengapa rasanya sangat susah sekali?

Apakah ucapan Ina selama ini bohong? Tindakan dan lain sebagainya, apakah itu semua bohong?

Lantas apa alasan Ina melakukannya? Dan kenapa memilih meneror dan tidak memberi tahu secara langsung?

Akhir akhir ini Vita banyak menghindar dari Ina dan mencoba damai dengan diri sendiri juga keadaan.

Bahkan ketika Ina mengirimi nya pesan, Vita hanya membalas singkat, Iya, tidak, atau bahkan hanya membaca pesannya tanpa ada niatan untuk membalas.

Vita ingin mencari tahu alasan dibalik itu, namun kenapa rasanya sangat malas? Vita sendiri tak tahu. Apakah dia sudah tak percaya lagi kepada Ina? Entahlah Vita tak tahu.

First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang