Baga, Hara dan Philo melanjutkan prosesi makan telur bakar mereka dengan khidmat. Mereka menikmati setiap gigitan, menyecapnya dengan perlahan seolah tidak ingi melewatkan kenikmatan sekecil apapun. Tidak saling bicara, mereka fokus dengan telur yang mereka pegang masing masing.
"Philoo !!" suara seseorang berteriak memanggil Philo.
Philo memutar kepala mencari asal suara itu.
"Philoooo Haraaaa Baaggaaa" teriakan itu semakin keras.
Kalya berlari kearah mereka. Tak jauh dibelakang Kalya ada Galan dan Xena. Philo membulatkan mata seakan tidak menyangka dengan apa yang ia lihat. Philo melangkah ikut memotong jarak diantara mereka. Mata mereka berkaca-kaca. Setelah apa yang mereka lewati, pelarian yang sangat jauh hingga membuat mereka saling terpisah ditambah lagi upaya bertahan hidup dari terkaman babi hutan. Kalya memeluk Philo, pelukan yang sanagat erat. Philo mengusap-usap punggung Kalya ketika mendengar Kalya menangis. Ada perasaan lega dan senang, hatinya menghangat bisa melihat kembali teman-teman mereka dengan utuh.
"aku pikir kalian udah mati" ucap Kalya menangis di pelukan Philo.
Xena memeluk Hara dengan erat, Hara menitikan air mata. Ia tak bisa mengatakan apapun. Hara sangat merindukan Xena. bertemu lagi membuatnya merasa berkali lipat lega.
"kamu gak papa ?" Xena memeriksa seluruh anggota tubuh Hara. seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya. Tatapan Xena juga menunjukkan kelegaan yang amat mendalam.
Baga dan Galan mereka saling menyapa "bro ! aman kan !" ucap Baga. Galan mengangguk, ada rasa keraguan diantara mereka berdua ketika hendak memeluk seperti yang lain. Galan memberikan tepukan di punggung Baga "aman kok".
Kalya melepas pelukannya dari Philo, ia mendekati Hara memeluknya erat. tangisan Kalya semakin menjadi ketika melihat Hara. "huuuhuuuu Hara baik baik aja kan ? apanya yang sakit ?" tanya Kalya.
Hara menggelengkan kepala, ia mengusap air mata di pipi Kalya. "bentar lagi kita semua pulang, tenang aja" ucap Hara.
Philo mendekati Galan, ia memeluk erat tubuh Galan. "syukurlah Galan masih hidup hix hix" ucap Philo yang justru di tertawakan Baga dan Galan.
Suara kepakan sayap burung terbang menghentikan kegiatan mereka. Mereka melihat keatas, burung elang terbang mengepakkan sayapnya. Burung elang dengan ukuran besar, berbulu coklat dan ditambah memiliki jambul dikepala. Memilik sepasangan cakar kuat dan tajam. Burung elang jawa. Burung itu berhenti di sarang pohon yang tak jauh dari mereka.
"Ga, elang" ucap Philo.
Philo, Baga dan Hara saling pandang. Pasalnya sarang burung yang dihinggapi adalah sarang dimana mereka mengambil telur yang mereka makan. Burung elang itu terus mengeluarkan suaranya ketika melihat sarang burungnya. Seolah burung itu panik.
Seketika Baga diselimuti perasaan bersalah. Burung elang jawa termasuk hewan langka yang dilindungi. Burung itu sangat jarang bertelur. Kadang hanya memilik dua telur dalam setahun. Lalu tiga diantara 4 yang langka itu telah Baga ambil. Mungkin jika petugas tau, maka aku akan dibunuh. Memakan tiga butir telur elang langka sekaligus.
Kerongkongan mereka bertiga terasa kering ketika menyadari elang itu mencari-cari telurnya. Rasanya ingin memuntahkan telur yang baru saja mereka makan.
"harusnya kita makan di tempat yang jauh dari sarangnya" ucap Philo dengan berbisik takut jika burung elang berbulu coklat itu melihat mereka.
"ada apa ? apa ini pertanda bahaya ?" tanya Xena dengan wajah khawatir.
"kita jalan menjauh secara perlahan, jangan sampai mengundang perhatian elang" perintah Baga.
Mereka mulai berjalan sangat perlahan, lalu tidak lama kemudian salah satu elang lain pun datang menghampiri. Hal itu sontak membuat mereka bertiga berhenti bergerak dan berdiri kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
Science FictionBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...