22. All about Baga

21 4 0
                                    

Philo mendekati Kalya dan Hara. ia duduk disamping mereka. Membawa beberapa buah jambu yang baru saja dia petik dengan Galan dan Baga. Dia baru menemukan beberapa buah lain disini yang juga dia petik. Diantaranya ada buah lo yang memiliki rasa masam dan manis, buah calingcing, dan buah nangsi.

"udah jangan nangis, nih makan, marah lebih banyak menghabiskan energi" Philo menyodorkan jambu ke hadapan Kalya.

Kalya mengusap air mata lalu mengambilnya. Ia memakan buah jambu masih sambil menangis.

"makasih Philo, aku kangen mama hixhix" ucap Kalya.

Kalya menatap kosong, ia mengingat orang yang paling dia sayang. Orang yang paling berharga dalam hidup. Orang yang keberadaannya kadang disepelekan tapi jauh darinya seolah jauh dari dunia yang semestinya. Orang yang kebaikannya gak pernah cukup di balas dengan apapun. Itu mamanya.

Kalya ingat ketika dirumah setiap pagi mamanya selalu cerewet untuk sarapan bersama. Tapi kadang Kalya kesal karena dia pikir makan tidak perlu disuruh, kalau lapar pasti makan. Sekarang nyatanya Kalya rindu panggilan itu, Kalya ingin dengar teriakan mamanya yang menyuruhnya untuk makan.

Kalya juga ingat kadang perkataan kasarnya tidak sengaja keluar dan menyakiti perasaan mamanya, hanya karena Kalya kesal mereka beda pendapat. Kalya kadang kesal ketika mamanya masih menganggapnya seperti anak kecil yang selalu dipeluk dan dicium. Kalya selalu menolak. Kalya benar-benar menyesal dan sangat merindukan mamanya.

Ketika dia sangat ingin bertemu dan memeluk mamanya, dia tidak bisa. Bahkan ia tidak yakin bisa bertemu lagi dengan mamanya. Apa dia masih bisa selamat dari hutan ini. seharusnya waktu terakhir bertemu mamanya dia memeluk dan mengucapkan terimakasih sebelum semuanya terlambat seperti ini.

Kita gak akan pernah tahu, kapan terakhir kali kita bertemu seseorang yang kita sayang. Ketika masih diberi kesempatan bersikaplah dengan baik. Ungkapkan apapun yang dirasakan. Anggap setiap moment adalah moment terakhir kita bertemu. Mungkin dengan begitu kita bisa lebih menghargai orang yang kita sayang.

"meskipun mama ku cerewet dan suka marah-marah tapi aku bener-bener kangen. Kangen cium mama, kangen di peluk mama, kangen ngerasain masakan mama. Gimana kalo aku gak punya kesempatan buat ngomong maaf dan makasih ke mama. Aku belum bisa jadi anak yang baik buat mama, belum bisa banggain mama, selalu nyusahin" Kalya menitikan air mata.

"harusnya waktu mama nelfon, aku bilang I love u ma"

"harusnya waktu mama ngomong apa aja aku rekam, biar kalo kangen bisa lihat mama lagi"

"kalo dipikir-pikir mamaku cerewet bukan karena jahat, tapi karena sayang aku. Meskipun kadang caranya bikin kesel tapi mama selalu mikirin yang terbaik buat aku"

"kayanya selama ini yang jahat itu aku"

"apa mama mau maafin semua salahku ya ?"

"aku gak papa di omelin mama setiap hari asal bisa ketemu mama juga tiap hari, dari pada gak denger omelan mama dan gak ketemu mama sama sekali" ucap Kalya.

Hara ikut menitikian air mata, dia memeluk Kalya mengusap punggunya. Hara juga merasakan hal yang sama. Ia merindukan keluarganya.

Philo menghembuskan napas kasar. Ia menghentikan prosesi makannya. Memandang Hara dan Kalya yang sedang menangis dalam pelukan.

"kamu gak tahu kan mau ngomong apa buat nenangin kita !" ucap Kalya

Philo menundukkan kepala karena merasa perkataan Kalya adalah fakta.

"menurut kamu, aku salah ya Philo hemm ?" tanya Hara.

"mmm emosional kalian lagi menggebu gebu karena kangen rumah, kangen keluarga. Jadi kayaknya itu yang mempengaruhi kalian" jawab Philo.

"jadi menurutmu kita salah kangen sama rumah ?" tanya Kalya.

"enggak bukan gitu. Kalian nenangin diri aja dulu ngobrolnya nanti"

Kalya dan Hara kembali saling memeluk dan menangis. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. Mengingat momen kebersamaan dengan keluarga mereka. Merindukan kehangatan rumah. Kemudian ketika mereka sudah lelah menangis, mereka menghapus air mata.

"aku sadar kata-kataku tadi kasar, menuduh Baga gak mikirin kita untuk pulang. Memangnya siapa Baga yang harus menanggung aku sebagai beban hidupnya yang harus diselamatkan untuk pulang. Padahal Baga mungkin gak pernah punya pikiran sejahat itu" ucap Hara.

"Baga punya pikiran lain, yang jelas gak sejahat itu" ucap Philo.

"tapi Baga cap playboy" ucap Kalya.

"emangnya Baga pernah ngerugiin kamu apa ?" tanya Philo untuk Kalya.

"mmmmmm dia ngerayu aku" jawab Kalya.

"dirayu gimana ? trus kamu rugi berapa dirayu ? rugi apa ?" tanya Philo lagi.

"dia bilang aku cantik, dia perhatian ke aku, yang rugi hati aku sakit, kecewa"

"sakit hati ? kecewa ? dia ngecewain kamu gimana ?"

"ternyata dia gak punya perasaan apa-apa ke aku jadi aku kecewa"

"kamu aja yang baper orang Baga gak bilang apa-apa kan. Memangnya salah bilang kamu cantik ? kamu maunya dibilang jelek gitu ?" jawab Philo.

"ya tapi dia kan perhatian ke aku, dan bilang aku cantik pasti kan ngarahnya dia suka ke aku apalagi ?"

"ini nih anehnya cewe-cewe. Ekspektasi gak sesuai kenyataan yang ujungnya playing victim"

Kemudian Hara tertawa mendengar penjelasan Philo, namun Kalya memberikan tatapan tajam ke Hara yang membuat Hara seketika berhenti terkekeh.

"kan yang dirayu banyak" kesal Kalya.

"Baga tuh cuma ramah ke semua cewe, dia emang suka iseng flirting ke cewe-cewe tapi Baga gak pernah berhianat ngajak pacaran ke banyak cewek atau ngasih harapan palsu gitu gak pernah. Ya cuman kebanyakan cewe selalu berekspektasi tinggi atas sikap ramahnya Baga, jadi mereka nuduh Baga jahat" Philo menjelaskan.

"iya sih" Kalya merendahkan suaranya.

"Baga terakhir pacaran, dia yang dihianati"

"karena cewenya gak betah Baga isengin cewe lain yakan !" tebak Kalya.

"karena gak jodoh aja. Baga ngeliat pacarnya selingkuh. Bahkan saat dia tau pacarnya selingkuh, dia diem aja nungguin pacarnya tobat atau ngajak putus. Dan akhirnya pacarnya ngajak putus"

"ih bego ya Baga" kesal Kalya.

"itu pembelajaran buat Baga"

Hara mengingat kembali semua sikap Baga padanya. ingat ketika pertama kali melihat Baga menyanyi di acara seminar. Lagu yang membuat hati Hara menghangat, lagu yang membuat Hara merasa lebih percaya diri. Memang lagu sederhana tapi entah kenapa Baga membawakannya seolah memberikan aura positif, ditambah suara lantang penonton lain bernyanyi bersama membuat aura positif itu berlipat-lipat lebih banyak hingga membuat bulu kudu Hara berdiri waktu itu. Tapi jika Baga memang selalu ramah ke banyak perempuan kenapa dengannya Baga sering marah sering kesal.

Hara mulai bingung, kenapa dengan semua orang ramah dengannya saja tidak. Apa ada yang salah dengan dirinya. Hara mengingat-ingat apakah dirinya pernah bersikap tidak baik terhadap Baga sehingga membuat Baga tidak suka dengannya.

"mm apa Baga pernah gak ramah ke salah seorang cewe ?" tanya Hara

"enggak, sama semua cewe pasti Baga ramah, ibu-ibu, tante, nenek semua. Apapun yang betina pasti Baga ramah. Kalo sama cowo dia biasa aja" jawab Philo.

"mulutmu betina" sergah Kalya.

"kambing betina aja disapa sama Baga hahahaha"

...............................................................................

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang