Mereka terus melanjutkan perjalanan meskipun dirasa perjalanan mereka tiada akhir. Mengikuti kemanapun arah Baga memimpin. Setelah lelah berjalan hampir dua jam, Baga mengajak mereka untuk beristirahat. Duduk diatas daun-daun kering berguguran di bawah rimbunan pohon besar serta semak-semak belukar. Mereka meluruskan kaki masing-masing, memijatnya ringan. Baga menghela napas, apa dia harus katakan kepada yang lain jika dia sekarang sedang bingung serta merasa semakin masuk jauh ke dalam tengah hutan. Baga memandangi satu persatu wajah mereka, sedih, lelah, takut semua hal buruk tergambar jelas di raut wajah mereka. Baga memutuskan untuk diam saja, setidaknya jika Baga berbohong mereka hampir sampai mungkin wajah bahagia itu bisa sedikit memperbaiki suasana hati mereka."apa kalian dengar sesuatu ?" ucap Philo memecah kehingan. Semua mata memandang Philo.
Philo kemudian berdiri hendak menghampiri suara itu. Xena sempat menahan tangan Philo agar tidak usah mendekat, dia khawatir jika suara itu dari hewan buas yang malah membahayakan mereka. Akhirnya Philo setuju dengan saran Xena, dia kembali duduk meluruskan kaki. Namun beberapa saat kemudian suara itu terdengar lagi, kali ini semua orang mendengarnya. Kalya membulatkan mata takut dan mengajak mereka semua untuk segera menjauh. Kalya berdiri paling awal memaksa mereka untuk pergi.
Saat mereka semua berdiri, Philo sempat melihat siapa yang menimbulkan suara itu.
"tunggu, itu monyet" Philo mendekati monyet itu. Kalya menarik tangan Philo, dia bersikeras melarang Philo untuk mendekat "monyet tidak berbahaya" Philo pikir monyer tidak membahayakan, ia ingin melihat kenapa monyet itu terus meringkih seperti sedang kesakitan, siapa tahu juga monyet itu bisa menuntun mereka ke jalan pulang.
Baga mengikuti Philo "kera ekor panjang" Baga mengenali jenis hewan tersebut. kera itu memiliki rambut ke abu-abuan serta memiliki jambul diatas kepala berwarna kecoklatan. Tentunya dia juga memiliki ekor yang panjang.
Kera itu sempat melihat Baga dan Philo dengan raut menyedihkan. Ia berusaha menarik narik batang pohon yang bertumpukan. Ia juga mengeluarkan suara rintihan yang entah kenapa terdengar menyedihkan.
"kenapa dia Ga ?"
Baga melangkah mendekati Kera, betapa terkejutnya ketika melihat kera lain dengan ukuran lebih kecil terperangkap di dalam tumpukan batang pohon itu. Baga yakin ini induk kera yang berusaha mengeluarkan anaknya dari musibah. "ada anak kera di dalam sini !" teriak Baga.
Galan dan Xena mendekati mereka "ada apa ?" tanya Xena.
"anak kera terperangkap" jawab Philo ketika melihat kondisi kera kecil tersebut.
Galan mendekati Baga, membantu Baga mengangkat batang-batang itu mengeluarkan kera. Mereka mengeluarkan batang dengan hati-hati karena tidak ingin melukai anak kera yang ukurannya sangat kecil. Induk kera itu menepi seolah mengerti bahwa dua manusia ini tengah membantu dia. Induk kera menunggu masih dengan raut sedih. Xena mendekat lalu menggendong induk kera, Xena mengelus-elus induk kera itu.
"kelihatan ke ibu-an banget Xen" ucap Philo.
Kalya dan Hara mendekat "kita bisa pergi sekarang gak ?" tanya Kalya dari belakang mereka.
Philo dan Xena berbalik badan. Kalya terkejut ketika melihat Xena menggendong Kera, ia melangkah mundur. Hara mendekati Xena dan bertanya apa yang sedang terjadi. Ia juga sempat mendekat melihat kondisi bayi kera, sedikit lagi kera kecil itu bisa diselamatkan. Hara mengelus kepala induk kera mengatakan bahwa anaknya bisa segera selamat seolah induk kera akan bisa mengerti apa yang Hara katakan.
Kalya akhirnya memberanikan diri mendekati mereka. "ini gak bahaya kan ?"
"salim dulu nih" Xena mengayunkan tangan induk kera untuk bersalaman dengan Kalya yang berhasil membuat Kalya mundur ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
Ciencia FicciónBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...