Baga kembali berkumpul dengan yang lain setelah dia rasa cukup untuk merenung sendirian. Mereka bersikap wajar dengan senyuman ketika Baga kembali.
"gimana Ga ? jalan lagi kita ?" tanya Philo
"maaf aku bikin kita nyasar lagi" sikap Baga bukan mencerminkan Baga yang biasanya. Dia terlihat tidak bersemangat lagi.
"emang udah nasib kita aja Gaa" Philo mencairkan suasana.
Mereka melanjutkan perjalanan seperti sebelumnya, tidak tahu arah dan tidak tahu tujuan. Mereka hanya sedang berusaha.
Sepanjang perjalanan Kalya tampak berbeda, ia tidak banyak bicara. Biasanya dia akan bergurau dengan Baga, menggoda Baga, merayu Baga dan berdekatan dengan Baga. Tapi kini dia berjalan menjauh dari Baga. Hara yang menyadari perubahan itu merasa kurang suka. Hara mencoba memahami Kalya, mungkin karena Kalya takut dengan ekspektasinya sendiri atau karena pemahaman yang kurang mengenai penyakit tersebut. Hara membiarkan hal itu karena dirasa tidak berlebihan.
"apaan sih jangan narik narik tangan aku" kesal Xena membuang tangan Kalya.
Kalya mendekati Philo, ia menarik tangan Philo untuk berjalan melambat. Di depan Philo ada Baga.
"kita jalan di paling belakang aja yuk" ajak Kalya.
"kenapa sih ribet banget"
"sssttt aku takut deket Baga. tapi kalo di belakang sendirian takut sama Xena marah-marah" bisik Kalya yang sialnya masih bisa di dengar semua orang.
"takut sama Baga kenapa ? bukannya biasanya paling seneng deket Baga" tanya Philo
"ssttt jangan keras-keras" Kalya berhasil menarik mundur Philo untuk jalan di baris paling belakang.
"kenapa ? kegantengan Baga udah memudar ?" Philo tertawa.
"Baga kan gangguan, takut kenapa-napa bahaya"
Ucapan Kalya sontak membuat Hara kesal. Emosinya tak terbendung. Ia berhenti lalu berbalik menghentikan langkah Kalya tepat di depannya. Mungkin hanya Hara yang mendengar kalimat Kalya yang terakhir karena Hara tepat berada di depan mereka.
"kalian bisa jalan lebih dulu, aku ada urusan dengan Kalya"
"tapi kita gak seharusnya misah" ucap Galan.
"ini penting, privasi. Aku keberatan orang lain mendengar" ucap Hara tegas. Akhirnya semua menuruti, bahkan Philo melepaskan tangannya dari Kalya.
"kenapa Ra ?" tanya Kalya yang masih belum sadar jika Hara sedang marah.
"kamu takut karena Baga gangguan jiwa ?" ucapan Hara penuh penekanan. Wajahnya memerah.
Kalya mengangguk takut.
"kamu kasihan dengan penderita penyakit kronis lain tapi kamu takut dengan penderita kejiwaan. Aku sadar perubahan sikapmu yang tidak menyenangkan itu, bahkan lebih parahnya mungkin kamu bisa merasa jijik. Penderita penyakit kronis, penderita gangguan jiwa mereka sama sama sakitnya, sama menderitanya"
"mmm kayanya kita tunggu mereka aja deh takut mereka nyasar" cegah Baga untuk menunggu Hara dan Kalya.
Semua mengangguk setuju.
"aku liat mereka dulu" Baga ingin menyusul Hara.
"Baga juga takut dengan dirinya sendiri. Kamu bisa menjauh tapi apa dia bisa menjauhi dirinya sendiri karena takut ? dia harus bisa berdamai. Kenapa kamu tidak mendukung hal itu. setidaknya membantu. Siapapun orangnya jangan menghakimi seseorang atas penyakit yang tidak dia harapkan. Coba kita balik, kalau kamu yang sakit apa kamu gak kecewa kalau aku dan yang lainnya menjauhimu. Aku takut denganmu ?" ucap Hara tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
Ficção CientíficaBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...