Duar
Suara memekikkan telinga menghancurkan lamunan mereka yang tengah memandangi bayi macan pergi bersama ibunya. Mereka saling pandang satu sama lain, sama-sama terkejut.
"suaranya dari sana" tunjuk Galan ke satu arah yang kemudian disetujui oleh yang lain dengan anggukan kepala. Mereka semua juga mendengar arah suara itu dari sana.
Mereka berjalan mendekati arah tersebut. Berjalan dengan perlahan dan hati-hati. Kalya menajuhi Philo lalu mendekati Baga, ia ingin dekat dengan Baga agar bisa merasa aman.
"ih udah takut kok milih" gerutu Philo.
Galan berhenti dan merentangkan tangan, menghentikan langkah teman-temannya yang ada di belakang.
Mereka bersembunyi di balik pepohonan, dari kejauhan dan celah celah daun mereka bisa lihat. Empat pria dengan tangan memegang senjata api memasukkan dua ekor macan ke dalam karung besar. Macan tutul jawa, hewan langka yang dilindungi. Memiliki corak kulit yang sangat indah memang, itu menjadi nilai istimewanya.
Macan itu tampak tidak banyak bergerak, tapi ia juga tidak mati sebab masih terlihat kedua matanya terbuka. Entah apa yang empat orang itu lakukan yang jelas ini bukan situasi yang baik.
Galan menoleh kebelakang memandang Baga, seolah meminta pendapat. Tanpa mengatakan apapun Baga bisa mengerti maksud Galan.
"kita cari cara selamatkan macan itu" ucap Baga,
Galan mengangguk, namun Kalya dengan cepat menolak "WHAT ?"
"kalian mau gantiin macan itu masuk karung ?" tanya Kalya dengan mata melotot.
"kita mau selamatkan dia, kalo kamu gak mau bantu setidaknya jangan ganggu" ucap Philo ketus.
Mereka kembali memperhatikan gerak gerik keempat pria berbadan tinggi besar dengan pakaian serba hitam. Dua diantara empat pria itu sedang mengikat karung.
................................
"gimana kalian paham ?" tanya Baga setelah dia menjelaskan strategi melumpuhkan aksi empat penjahat itu.
"gila ya Baga keren banget, ngejelasin strategi udah kaya rapat bela negara, apapun jadi bener deh kalo dia yang lakuin. Aku bakal turutin apapun perintah Baga" ucap Kalya yang terpukau dengan Baga.
Xena memutar bola matanya sedangkan Hara tertawa.
Selanjutnya semua berpencar mengambil posisi masing masing. Mereka berpencar di empat titik berbeda. Xena dengan Hara, Philo dengan Kalya, Galan sendiri dan Baga juga sendiri. Baga memulai melempar batu ke arah empat orang itu. Batu itu jatuh di dekatnya, tidak sampai mengenai tubuhnya. Kemudian Galan ikut melempar, kali ini lemparan Galan mengenai kepala salah satu pria. Ia mengaduh kesakitan. Tapi tidak lama kemudian ia mengabaikan rasa sakit itu.
Sepertinya mereka akan berjalan meninggalkan tempat itu. Di saat bersamaan batu dari arah Philo Kalya dan Xena Hara menghujani mereka. Sontak mereka mengangkat senjata. Tapi mereka tidak tahu dari mana asal batu tersebut. Baga dan Galan kembali melempar batu.
"dari sana" ucap salah satu mereka.
Si yang paling besar berjalan mendekat ke arah Galan. Ia mengarahkan senjata api kedepan, siap menembak. Sedikit saja Galan bergerak dan menimbulkan suara sudah pasti peluru pistol itu berlari ke arahnya. Semua mulai gugup, kini masuk ke rencana berikutnya. Baga akan melempar kayu ke karung berisi macan. Meskipun ini sudah ada di dalam rencana tapi mereka tidak membayangkan rasanya akan jauh menegangkan seperti ini. Galan meyakinkan diri jika Baga pasti berhasil menjalankan rencananya.
Belum sampai Baga melempar kayu, ada banyak kera melempar batu ke arah empat penjahat itu. Kera ekor panjang bergelantungan di pohon, mereka melempari batu bergantian. Seperti hujan batu secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
Ciencia FicciónBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...