32. Serigala Abu-Abu

30 3 4
                                    

Selagi Philo terus mengusap punggung macan, Baga dan lainnya mencoba melepaskan jerat kaki. Jerat ini menggunakan tali berwarna coklat, talinya kecil tapi begitu kuat. pola ikatannya rumit. Sangat susah untuk di urai. Mereka menggunakan berbagai taktik untuk mencoba membuka tali tersebut. menarik dari sisi kanan kiri semua tidak berhasil.

Rhaum

Macan mengaum membuat Philo terkejut. "uwaaa" ia terperanjat mundur hingga terjatuh.

Yang lainnya juga terkejut tapi hanya menegang, tidak sampai terjatuh.

"apa kau bisa katakan pada si macan agar tenang saja karena aku sedang menyelamatkan dia" ucap Baga kepada bayi macan.

"aku sudah katakan dari tadi, tapi dia saja tidak mengerti" Philo ikut menjawab.

"aku tidak bicara denganmu"

"oke aku akan mencoba bicara dengannya, tapi aku tidak menjamin ucapanku akan dipercaya. Kau tahu sendiri anak kecil jarang dipercaya oleh macan dewasa" jawab si macan kecil.

Macan besar itu kembali tenang. Ia merebahkan kepalanya lagi ke tanah. Philo kembali mengusap punggungnya dengan perlahan serta berhati-hati.

"apa perlu kita coba pakai korek api saja ?" tanya Galan. Ia mengeluarkan korek api dari kantongnya.

"kenapa tidak bilang dari tadi sih ?" kesal Xena.

"aku juga baru ingat kalau aku membawa korek"

"hati-hati, jangan sampai si macan merasa terancam. Takut dia akan menyerang atau membuat gaduh" saran Baga.

Galan mematikkan korek api. Baga memegangi tali, menjauhkan dari bulu macan. Tali itu tidak bisa merenggang jauh. Sangat rawan mengenai bulu dan kulit macan.

"apa tidak bisa lebih renggang lagi ?" Galan ragu ketika mendekatkan korek api.

"ini sudah maksimal" jawab Baga.

"apa yang akan terjadi jika bulunya terkena api ?" tanya Hara.

"paling ya bulu itu mengeriting dan hangus"

"ouch" Hara mengerutkan kening merasa getir membayangkannya.

Pelan pelan Galan mendekatkan api. Hanya tiga detik ia jauhkan lagi api itu. Baga menarik-narik kuat bagian yang terkena api ke arah berlawanan, mencoba mempercepat pemutusan tali. Kembali Galan mendekatkan api, tiga detik kemudian dijauhkan lagi. Begitu terus berulang sampai mungkin sebanyak sepuluh kali sampai tali itu terputus tanpa melukai si macan.

Mereka beralih ke kaki satunya. Kemudian ke macan yang kedua. Untungnya macan kedua ini hanya terjerat salah satu kakinya saja jadi bisa lebih cepat. Baga mendorong-dorong tubuh macan ketika dia sudah berhasil bebas. Seolah menyuruh macan-macan itu berlari dari sini. Macan itu menurut, ia berlari kencang menjauhi tempat tersebut. Sekarang tinggal satu macan saja yang tersisa.

"tunggu sebentar" Xena menahan tangan Baga yang mau meraih tali. Mereka semua terdiam memandang Xena.

"dengarkan baik-baik ada suara langkah kaki" kata Xena.

Mereka menuruti perintah Xena, diam tidak bergerak dan menajamkan pendengaran.

"rasanya perutku kekenyangan, aku terlalu banyak makan"

"bukan terlalu banyak, kau memang rakus, serakah"

"kau saja yang lelet makan"

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang