31. Terjerat Cemburu

17 3 0
                                    

            Hujan belum juga mereda sampai langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Semua masih berkumpul memeluk lutut di dalam tenda. Untung mereka temukan tenda ini lagi. Jadi bisa berlindung dari air hujan. Beberapa kali mereka masih membahas mengenai macan kumbang dan bayi macan kumbang. Mereka merindukan bayi macan kumbang. Mereka tidak akan bisa lupa dengan bayi macan kumbang yang menggemaskan itu. Kemudian mengenang monyet juga mengulas pertempuran tadi siang.

Hujan sudah berhenti, cahaya bulan menampakkan sinarnya. Suara berisik serangga dan hewan kecil di rumput mulai bersautan. Beberapa burung hantu keluar dari persembunyian. Mengatur tempat yang nyaman diatas dahan pohon, mereka meng uru ikut meramaikan. Hewan-hewan lain telah mengatur posisi untuk beristirahat. Kini tinggal hewan malam yang keluar, seperti kelelawar, ular, katak dan masih banyak lagi.

"aku mau keluar sebentar, menghirup udara segar" Hara pamit keluar.

Baga sudah siaga memasag kuda-kuda untuk ikut berdiri dan keluar menyusul Hara, namun gerakannya terhenti ketika Galan mulai bicara.

"aku mau menyusul Hara" ucap Galan.

Otak waras Baga mulai berfungsi untuk sadar diri. Baga menyadari ia mulai cemburu, tidak mungkin ia harus merebut Hara secara terang-terangan. Galan sudah jelas menunjukkan rasa sukanya dengan Hara lebih dulu, meskipun belum resmi pacaran rasanya tidak etis kalau aku tiba-tiba merebut Hara. Ucap Baga untuk dirinya sendiri.

"aku juga mau ikut" ucap Philo ketika Galan baru saja keluar dari tenda. Namun Kalya segera mencegahnya.

"eiits eits eh gak peka banget sih. Orang mau PDKT di gangguin. Hargain usaha orang lain dong" kata Kalya. Akhirnya Philo mengurungkan niatnya.

Mereka kembali merebahkan diri di dalam tenda. Ini tenda yang hanya direncanakan akan digunakan untuk tiga orang saja, jika nyatanya diisi enam orang maka harus berdempetan. Membuat sangat sesak. Kebetulan ketika dua orang keluar ruangan jadi agak longgar. Akhirnya mereka bisa merebahkan badan.

Ketika Kalya, Xena dan Philo sudah tidur, Baga masih terjaga. Ia gelisah memikirkan Hara dan Galan. Sudah berbagai cara ia lakukan untuk mengalihkan pikiran. Menghitung mundur, menghapal pembukaan UUD, mengingat rumus statistika ia tetap saja kembali memikirkan Hara. sampai ia kesal dengan dirinya sendiri.

Namun tiba-tiba suara berisik mengganggunya. Baga khawatir ada sesuatu yang berbahaya. Ia memutuskan untuk keluar memeriksanya. Diluar Baga menemukan bayi macan yang tadi ia lihat. Bayi macan ini sudah tiga kali Baga lihat. Pertama ketika pertempuran tadi siang. Kedua ketika dia tengah beristirahat, waktu itu juga pertama kali Baga mendengar macan ini bicara. Yang ketiga sekarang.

Bayi macan itu mengeong lagi, dan lagi-lagi Baga mendengar dia bicara.

"Baga, kau cemburu. Kau harus merebutnya"

Baga melotot tidak percaya dengan apa yang barusaja dia dengar. Ia yakin seribu persen bahwa ini halusinasi. Bagaimana mungkin macan mengerti perihal cemburu. Baga kembali masuk ke tenda.

"Baga, bagaimana kalau kau jalan-jalan malam denganku. Seperti patroli malam. Siapa tahu kau bisa temukan hewan yang terjebak pemburu liar" macan kecil itu kembali bicara mencegah Baga masuk ke tenda.

Merasa tidak dianggap, macan kecil itu menggigit celana Baga, menariknya keluar.

"eh eh. Jangan digigit" cegah Baga.

Baga mulai merasa aneh, kalau ini halusinasi kenapa rasa gigitan dan tarikannya sangat nyata. aku pasti sudah tidak waras. Gerutu Baga.

"aku akan menemanimu patroli malam" kata si bayi macan

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang