Baga kembali mencoba mendekati serigala yang terkapar. Ketika itu serigala lain mulai mengeluarkan suara mengaum, namun suara itu tertahan ketika macan besar mengaum lebih kencang. Entah apa arti auman itu yang jelas setelah itu mereka diam saja ketika Baga, Hara dan Philo mendekat.
"sepertinya sudah aman, kau bisa mulai periksa kedua serigala ini" perintah Baga.
Hara mendekati kedua serigala yang terkapar. Satu serigala masih membuka mata lebar memiliki satu luka tembak di bagian tubuhnya. Sedangkan satu lagi sudah memejamkan mata memiliki banyak luka tembakan. Hara lebih dulu menyelamatkan serigala yang memiliki banyak luka tembak. Ia tak bisa bertahan lebih lama lagi. Dengan peralatan seadanya Hara mencoba mengeluarkan peluru-peluru tersebut. Philo membantunya.
"kumohon bertahanlah" ringik Hara ketika ia rasa napas serigala itu semakin melemah.
"apa dia baik saja ?" tanya Philo dengan raut wajah cemas.
"aku tidak tahu, aku sedang berusaha" jawab Hara gelisah.
Serigala itu terus melemah, organ dalam tubuhnya yang tadinya masih dirasakan bergerak oleh tangan Hara kini berhenti bergerak. Seolah sudah tidak bekerja lagi. Hara mulai panik. Ia menghentikan pergerakan. Memeriksa leher serigala. Ia memasang stetoskop di telinga dan memeriksa lagi. Hara menggigit bibir, wajahnya mulai pucat.
"ia masih bernapas, aku harus bergerak lebih cepat" ia segera melepas stetoskop bergerak terburu-buru.
Serigala itu membuka mata. Hara melihat mata serigala yang terlihat sangat lemah. Tangan serigala itu terangkat menyentuh tangan Hara yang penuh darah.
"kumohon bertahanlah" Hara menitikan air mata tanpa ia sadari.
Perlahan mata serigala itu tertutup, kemudian menghembuskan napas terakhirnya. Tangan serigala itu sudah jatuh ke tanah.
"hah..." Hara menghela napas. kedua pundaknya melemah serta tangannya bergetar.
Salah satu serigala yang masih sehat mendekat. Ia mengendus wajah serigala tersebut. mengendus menggerak-gerakkan kepalanya. Ia meringik seolah memanggil serigala itu.
Hara memandangi semua wajah serigala di sana satu persatu. Mereka pasti tahu apa yang tengah terjadi. Semua memandang serigala yang telah mati. Aura seram di wajah semua serigala kini tergantikan oleh raut kesedihan.
Baga mengusap pundak Hara. "lebih baik kita selamatkan yang satunya" ajak Baga.
Masih dengan tangis, Hara beralih ke serigala satunya. Ia mengeluarkan peluru dengan tangan bergetar. tak butuh waktu lama ia bisa menyelesaikan tugasnya. Hara duduk di tanah masih dengan tangis memandangi serigala yang sudah mati.
Baga mengajak Philo melepaskan jerat di kaki macan besar. Membiarkan Hara denga dirinya sendiri melepas kepergian serigala itu.
"setelah lama di hutan, berinteraksi dengan banyak hewan. Rasanya aku punya ikatan batin dengan hewan-hewan, aku juga gak terima serigala gak bersalah itu mati. Apalagi dengan cara seperti itu" ucap Philo ketika memegangi tali di kaki macan.
"babi hutan kemarin gak papa ?"
"itu beda kasus, babinya yang jahat"
" memang ada perbedaan dimana kita harus menyelamatkan lingkungan dan dimana saat kita harus menyelamatkan diri. Lain kali kau bisa menonton film simba agar lebih mengerti. Bahkan simba juga akan menjelaskan jaring-jaringmakanan untuk tidak serakah dan dunia tetap seimbang"ucap Baga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
Science FictionBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...