Kinara|| 44

56.1K 5K 319
                                    

Sekarang Nara berada di taman yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Setelah pulang dari restoran milik Aldo tempat Billa bekerja tadi, Nara langsung bersih-bersih dan meminta izin untuk pergi ke supermarket sebentar.

Padahal nyatanya ia tidak pergi ke supermarket, malahan pergi ke taman hanya untuk menenangkan pikirannya.

"Kenapa sendirian?" tanya seseorang yang membuat Nara sadar dari lamunannya.

"Ngagetin aja," ucap Nara tidak bersemangat saat ini berdebat dengan Rey.

Ya, orang yang mengagetkan Nara itu adalah Rey, cowok nyebelin yang selalu ada di manapun Nara berada. Itulah yang ada di pikiran Nara tentang Rey.

"Lagian siapa suruh bengong kaya tadi,"

"Mau aku bengong atau nggak itu nggak urusan kak Rey, lagian ngapain sih kak Rey kesini, kenapa aku harus ketemu makhluk kaya kak Rey terus sih, aku lagi malas berdebat loh kak, lebih baik kak Rey pergi, aku mau sendiri,"

"Kenapa kamu ngomel-ngomel, siapa juga yang mau debat sama kamu,"

"Terus kalau nggak mau debat sama aku, ngapain kak Rey kesini?"

"Tadinya mau kerumah pacar, tapi karena pacar disini sendiri ya di temenin,"

"Aku nggak pacar kak Rey ya,"

"Siapa yang bilang kamu pacar kakak,"

"Barusan bilang apa ganteng?" ucap Nara gemes.

"Iya kakak tau kakak ganteng, apalagi kalau udah di puji kamu, tambah ganteng,"

"Ya ampun kak Rey, kenapa enggak ngerti-ngerti sih, sekarang mendingan kak Rey pulang deh,"

"Siapa kamu berani nyuruh-nyuruh kakak?"

"Kak Rey nggak mau pergi? Aku aja yang pergi," ucap Nara dan hendak pergi dari sana namun di tahan oleh Rey.

"Kamu kenapa?"

"Aku udah bilang aku males berdebat kak,"

"Tumben,"

"Nggak semua orang mau berdebat dalam hal nggak penting kek gini,"

"Tapi kamu nggak termasuk,"

"Terserah terserah, aku mau pulang,"

"Nanti dulu, kakak baru sampai disini kamu udah mau pulang aja,"

"Mau kak Rey baru disini atau udah lama pun aku nggak peduli,"

"Sama pacar sendiri nggak peduli,"

"Udah berapa kali aku bilang kak Rey itu bukan pacar aku,"

"Tapi kamu yang pacar kakak,"

"Ngarep,"

"Siapa juga yang ngarep, tapi itu kenyataannya,"

"Aku nggak mau punya pacar nyebelin kaya kak Rey,"

"Nyebelin tapi sayangkan?"

"Amit-amit, sampai hidup aku nggak serumit ini pun aku nggak bakal sayang sama kak Rey,"

"Hidup kamu rumit? Enggak tuh, biasa-biasa aja,"

"Kak Rey yang enggak tau seberapa rumitnya hidup aku, di tambah rumit karena aku kenal sama kak Rey,"

"Bukan kehidupan yang buat hidup kamu rumit, tapi kamu yang buat hidup kamu menjadi rumit,"

"Kak Rey enggak ngerti, kakak enggak ngerti yang aku rasain, enggak ada yang ngerti dengan posisi aku sekarang,"

Kinara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang