0.2 gara-gara bakso

2.8K 349 9
                                    

[maaf jika ada typo masih penulis amatir]

[maaf jika ada typo masih penulis amatir]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


perpustakaan kampus, perpaduan yang sangat pas untuk Bagas. Calon sarjana dokteran hewan, yang Kalo pulang kosan hanya bila diberi Hidayat. Terus tidur dimana? Ruang praktik. Disamping lain, Bagas sedang me time dengan buku tebal dan kacamata kesayangannya. Duduk di pojokan sembari melihat jendela. Hanya melihat kebun jeruk yang gak ada jeruknya.

“bagas?”

Bagas menengok sumber suara, putri, anak fk dokter gigi. Dan juga teman satu kosanya. “oh putri, Ngapain disini?”

“beli soto” ucap santai putri dan duduk didepan Bagas.

Bagas yang melihat dan mendengarnya hanya bisa menatap datar. “ya belajar lah”

“oh" ucap Bagas lalu mengarahkan pandangannya ke buku lagi.

Putri dan Bagas, seperti anak kembar. Sama-sama anak ambis. Sama-sama anak kedokteran, dan juga anak polos. Dulu Bagas melihat putri saat ia baru saja pindah kosan. Lucu kesanya. Putri itu pendek malah hanya sampai dadanya. Dan suaranya, kaya pengisi anime yang Bagas suka tonton.

“bagas” panggil putri sembari melambaikan tangan ke muka Bagas.

“h-hah?” Bagas membuyarkan lamunannya.

“ngelamunin apa?”tanya putri, menatap Bagas penasaran.

“e-enggak, t-tadi cuma hafalin rumus aja” alibi Bagas.

“oh”

Mikirin Lo anjir batin Bagas.

Beberapa menit tidak ada percakapan diantara mereka, sama-sama sibuk mencatat dan belajar tentang materi kedokteran. Putri yang sedari tadi menggigit pensil. Bagas yang dari tadi memegangi kepalanya. Hampir mau meledak.

“BAGAS,PUTRI. PACARAN YA KALIAN?”

Bagas dan putri mengalihkan pandangan mereka, terkejut melihat Mia dan anya diperpustakaan.

Anak ini lagi batin Bagas.

“hai Mia, Anya. Duduk sini” ucap putri.

Tanpa basa-basi mereka berdua langsung duduk dimeja Bagas. Anya yang duduk disamping putri. Mia yang berhadapan dengan Anya.

“kalian pacaran, oh my gosh! Gak nyangka banget” ucap Mia sambil menutup mulutnya, berpura-pura terkejut. Padahal dia hanya ingin menggoda Bagas saja.

“berisik setan, ini perpustakaan bukan tempat dugem” jawab Bagas yang kesal dengan Mia.

“kok dedek Bagas tau tempat dugem? Hayo suka kencan sama Tante-tante ya?” goda Mia yang duduk di samping Bagas.

Jangan dekatlah anjing, babi ye. Batin Bagas.

“gue sama lu lebih tuan gue bodoh” jawab Bagas sambil mendorong kepala Mia dari tumpukan bukunya.

“ih Bagas, gak keperi-perian deh Lo tuh”

“monmaap Lo tuh cocok jadi babi ngepet pak Tohir” jawab Anya sembari memfoto sudut perpustakaan.

“pruftt.. babi ngepetnya pak tohir” ucap Bagas yang tawanya sedikit meledak.

Mereka tidak tau tempat, bercanda dan bergurau di tempat sakral, yang isinya anak-anak ambis dan galak. Mereka sudah kena 2 peringatan dari orang sekitar mereka. Hingga akhirnya Anya dan Mia memutuskan untuk keluar karna  di perpustakaan serasa neraka bagi mereka.

Di kosan sekarang ada 2 calon bapak di teras. Nunggu bakso keliling mangkal didepan gerbang. Di ruang tv ada  3 betina lagi nonton sinetron azab.

“anjing gak masuk akal banget woi elah, mana ada mayat terbang pas angin, tititnya gak dingin apa!?” ucap Sekar sambil memakan buah pepaya.

“bodoh, mayat udah mati” jawab Julia yang kesal dengan Sekar, bagaimana tidak sedari tadi menonton sinetron, selalu saja protes.

“mending lo jadi produser deh” sahut Sophia.

“sekar jadi produser, adanya filmnya promosi daster sama panci mbak” jawab Julia, membuat Sekar menjitak kepala ia.

“kdrt bgt sih”

Memang selalu begitu ketiga perawan itu selalu bertengkar saat bersama namun jika mereka sedang tidak bertemu juga bakalan saling merindu. Buktikan saja kapan-kapan.

“hadeh-hadeh, kompleks ibuk arisan mana nih” ucap tegar mendusel antara Sekar dan Julia.

“ih anak anying, tempat masih banyak bodoh!” protes Sekar saat dia tersungkur di lantai yang dingin.

“dingin mbak, cari kehangatan” ucap tak tahu diri tegar.

Disisi lain dibawah sedang pesta bakso kaki lima khas bapak tidak tahu namanya. “beuh syahduh banget ujan-ujan makan bakso” ucap Hendra.

“iya bang, mana udah habis 2 piring”

“maruk banget kek babi” jawab Leo dengan santai sambil ngudut santai.

“HIHH ADA BAKSO MIAA MAUU!!” ucap Mia yang masih berada di belakang jok motor milik orang kosan.

“berisik anjing” umpat Anya.

Sesudah memarkirkan motor, Mia dengan kekuatan Titan langsung menuju. Tiga calon duda, gak canda. Menyeruduk Reza yang lagi ada di teras.

“MATANYA”

“ya maap elah”

Akhirnya Mia makan bakso sambil berdiri karna gak ada tempat duduk lagi. Mana 3 cowo disini gak ada yang peka lagi.

“mia Lo gak pegel apa? Duduk sini gue pangku” ucap Leo genit, bukan Mia yang jitak malah Aslan yang jitak Leo.

“nih duduk sini aja” ucap Aslan pada Mia.

Aslan pergi duduk dibawah teras sambil ngeliat hujan, Mia sedari tadi masih membeku. “tadi Aslan?” batin dia.

Keren.

Langsung aja tanpa basa basi Mia langsung duduk dengan tenang di kursi yang tadi disinggahi Aslan,Anget.


Chapter 3 pendek dulu buat awalan.
🥰
Janlup vote sama komen berharga banget buat apresiasi.
Tqu

kosan AtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang