Kejadian Mia pada waktu itu sudah mereda babon kosan sedang berada di kamar Mia sekarang. Ia baru saja pulang selepas dirawat di rumah sakit selama 4 hari lamanya.
Tidak ada yang berubah dari Mia, hanya saja ditambah cerewet. Apakah dosis obat yang diberikan dokter mempengaruhi sinkron tubuh Mia? Tidak ada yang tahu.
“lo pulang-pulang bukanya kurus tambah berisi ya" Julia mengomentari Mia sembari memakan biskuit yang ia bawa dari kamarnya itu. Hasil malak temanya.
“ya gimana gak berisi, kalian paksa gue makan ini itu anjir” protes Mia.
“biar sehat ya, nyet” sahur Sekar yang berada diambang pintu.
“njih kanjeng ratu” cecar Mia, yang suaranya dibuat lembut.
Mereka, anak-anak babon kosan betah bermain di kamar Mia, memang terlihat rapi dari biasanya. Memang, sudah capek-capek Anya membersihkan kamar bak kandang ayam ini. Pakaian dalam dimana-mana hanya heran saja. Mia yang urakan ini dapet cowok takjir. Membeli pelet dimana dia, Anya juga mau.
“udah maghrib aja, balik lah gue. Mau sholat dulu” ujar putri.
“gue juga deh, kapan-kapan lagi gue jenguk lo” sahur Sophia.
“mbak, kita cuma beda kamar aja ya anjing” Mia emosi.
Satu persatu sudah pada bubar, kembali ke kamar masing-masing. Tersisa Anya dengan banyak pertanyaan yang ia harus tahu dan dengar dari mulut Mia sendiri.
“kenapa Lo natep gue kaya nangkap maling?” ujar Mia yang risih.
“jujur sama gue”
Mia menatap Anya heran “ kenapa lo? Gue tiap ngomong gak pernah ngibul tuh”
“konteksnya beda" jawab Anya datar.
Mia menghela nafas panjang “jadi mau tanya apa?”
“lo ada apa sama Aslan?”
“aslan?”
Yang Mia takutkan sekarang terjadi juga, pertanyaan yang dilontarkan oleh Anya membuat Mia sedikit frustasi, bingung harus menjawab dari mana.
“rumit, gue juga bingung harus gimana anya” jawab Mia melemas.
“Tell me Now Mia, Calm down. I'm not going to tell anyone, I'm your friend” ucap Anya seraya menyakinkan Mia untuk bercerita pada dia.
Mia menghirup pasokan udara dengan rakus lalu menceritakan semua masalah ia dari awal sampai sekarang. Reaksi Anya sungguh diluar pikir Mia. Ia tampak tenang dan tidak terkejut dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan pada Mia.
“jadi kecelakaan Lo itu?” tanya Anya hati-hati.
“murni tidak kesengajaan”
“rem blong? Lo gak bohong kan?” lanjut Anya.
“gak Anya gue jujur, emang masalah ini gue tutupin ke lo. Tapi nyatanya? Gue udah nyimpan rahasia ini malah ke cium sama Lo sama tegar”
Mia memang tampak ceria, selalu melontarkan kelucuan. Namun ternyata semua itu hanyalah cover belaka. Di dalam diri dia ada sebuah asa dan rasa yang menyedihkan. Ternyata benar. Enggak semua orang yang terlihat ceria akan selalu bahagia hidupnya.
-
Beralih pada Julia, ia sedang berada di teras bawah bersama kucingnya dan reza. Sambil bercerita layaknya kakak dan adik.“hidup itu keras, yang lembut itu cuma bolu kukus" ujar Julia sambil mencolek Upil kucingnya gorio.
“iya bener
“emang bener siapa juga yang bilang salah” Julia menyolot.
“santai dong, ngegas Mulu anjir” ucap Reza mendengus kesal.
“hehehe maaf, aura Lo tuh nyebelin gue jadi ikut-ikutan”
“lo tahu gak sih gue gak begitu suka dibantu orang?” tanya Reza.
“enggak, why?”
“entah kenapa, mandiri dan menjalanin kegiatan sendiri itu lebih seru, karna seiring waktu dan berputarnya, teman yang kita anggap rumah dan keluarga juga bakalan pergi.”
Mereka akhirnya saling berdiam diri, berkecamuk dalam pikiran sendiri. Ternyata benar ya, pada dasarnya didunia ini gak ada yang abadi. Dan orang-orang akan berubah seiring dunianya masing-masing.
Terkadang pun manusia akan menunjukan sifat egoisnya, saat dibutuh ia akan disia-siakan. Tapi saat ia membutuhkan dia kita membalas dengan apa yang ia perbuat dulu ia akan merasa paling yang tersakiti. Sakit jiwa memang dunia ini.
“but the way, Lo punya pacar?” tanya Reza penasaran.
“gak punya, udah lupa kapan gue punya pacar" jawab Julia acuh tak acuh.
“alasan?"
“lo mau tahu?" Julia menatap sengit Reza.
“tanya doang elah, sinis banget”
“ck, gue dulu pernah dibuang. Sma gue punya pacar dia tampang b aja tapi berlagak sok cakep. Dan gue diselingkuhi gue minta alasan kenapa dia ninggalin gue tapi alasan dia gak logis, habis itu gue males punya pacar. Menye-menye" jawab Sekar.
“anjing menye-menye”
“bahasanya, udah malem ini”
Mereka asik bertukar cerita satu sama lain, pada dasarnya mereka memang satu frekuensi. Lebih cepat nyambung jika diajak ngobrol sekalipun obrolan itu random.
Tanpa di sadari Aslan menyeret Mia dengan paksa, membawa Mia kedalam mobil. Memasukan tubuh Mia dengan kasar Reza yang melihat itu tersulut emosi. Aslan tak seharusnya bertindak kasar pada orang, terutama perempuan.
Namun Julia mencegah tindakan Reza, dan membiarkan Aslan membawa Mia pergi entah mau dibawa kemana, reza harap mereka pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Bagas dan Anya pun sedikit kasian kepada Mia, ia baru saja pulang dari kosan malah mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari Aslan. Kalo saja nyali Bagas besar ia sudah menonjok aslan karna tindakan kdrt itu.
“mia gak akan kenapa-kenapa kan?” tanya Bagas menatap Anya dengan tatapan mengharap.
“enggak, dia cewek kuat dan otak cerdas” ucap Anya tersenyum, walaupun ia juga khawatir dengan Mia.
Semoga doa baik untuk Mia selalu dikabulkan.
— aish gue gak paham asli. Double chapter karna Minggu aku gak akan update.
— penasaran sama cerita Aslan dan Mia? Tunggu cerita mereka setelah ini berada di bab 30 oke!
— oiya aku lupa. Follow Ig author dong pingin Mutualan sama kalian. Ig aku ada di bio.
— enjoy!