Manggung Anya kali ini ada di jakal, di cafe yang baru saja opening. Ia sendiri karna mengajak teman atau anak kosan pasti ia akan malu. Terlebih lagi mengajak Mia. Sudah dia trauma sekarang tidak mau lagi mengajak monyet lepasan Amazon itu.
Namun tak terduga, Rendra menyusul Anya lebih tepatnya menemani Anya untuk job kali ini. Ia tak menyuruh Rendra kesini. Ini inisiatif ia sendiri.
“bawain tas gue, mau ke kamar mandi” Anya menitipkan tasnya ke Rendra lalu pergi meninggalkan dia.
Kurang lebih 15 menit Anya sudah datang bersama dengan dua botol minuman ditangannya. “nih minum dulu, kalo laper nanti pesan makanan aja nanti gue bayar”, ujar Anya lalu mengambil tas yang berada dipangkuan Rendra.
“ngapain Lo kesini?" Tanya Anya.
“gue tadi liat snapgram Lo, terus ya iseng aja gak jauh dari gue nongkrong sama temen gue jadi kesini sekalian” Rendra menerangkan maksud tujuan kali ini.
Anya mengangguk lantas, ia sedikit menggeser tubuhnya mendekati Rendra “boleh minta tolong gak?" Ucap Anya sembari memperlihatkan puppy eyes ya.
“apa? Kalo disuruh buat ambil telur dinosaurus gak mau” jawab Rendra.
“gak gitu goblok” Anya menoyor kepala Rendra.
Anya menghela nafas “ ikut gue nyanyi oke, suara gue lagi gak stabil takut nanti fals. malu gue”
“la? Kan gue disini cuma mau nungguin Lo doang? Udah dikasih hati malah minta usus dua belas jari” tutur Rendra yang menolak.
“gak gitu, gue lagi gak stabil aja. Ayo ah tasnya dititipin manager gue aja” Anya menarik Rendra dari tempat duduknya.
“selamat malam para remaja yang sedang di fase galau tapi bingung mau galauin siapa, dengan saya Anya dan rekan saya Rendra disini akan menemani sisa-sisa ketenangan anda selama 1 jam mendatang, Laut tak pernah berombak jika tak ada penyebabnya. Hati pun tak akan bergetar jika tak ada pujangga hati yang menyerang, Adaptasi lagu oleh tulus segera dimulai”
Selesai lah manggung kali ini, Anya berada di mobil Rendra, yah. Sekarang sudah pukul 12 Rendra khawatir Anya dibegal karna menyetir sendiri dimalam hari. Mobil Anya dibawa paksa oleh managernya.
“makan dulu gak?” tanya rendra.
“pecel lele enak nih” ujar Anya sembari melihat damainya kota Jogjakarta.
Pecel lele tuh makanan kesukaan Anya, saat ia tinggal di Jogja. Berminyak tapi gak bikin tenggorokan sakit dan berminyak. Apa Anya buka toko pecel lele saja biar bisa makan tiap hari.
“makan di mobil aja?”
Anya mengangguk, tidak sanggup rasanya untuk turun dan makan ditempat. Ia sudah mengantuk.
15 menit kemudian Rendra kembali membawa 2 piring ditangannya. “nih makan dulu, muka Lo teler banget”
“ngantuk banget gue, tapi juga laper” Anya menarik satu piring ditangan Rendra.
Makan pecel lele di mobil sambil ngeliatin jalan enjoyment banget buat mereka. Terlebih lagi Radio yang berputar di mobil Rendra memutarkan lagu, hindie.
“lo tahu gak sih keistimewaan jogja” Rendra membuka topik pembicaraan.
“menurut gue, jogjakarta istimewa karena orangnya yang ramah. Karna gue tinggal di Jakarta gak pernah Nemu orang ramah walaupun gue gak kenal dia siapa”
“dari sudut pandang gue, jogjakarta istimewa itu karna ia sebuah kota. Yang gak sibuk mengejar materi, gak mengejar ke gengsian hidup dikala baju dan peralatan branded merajalela. Dan juga Jogja itu istimewa —— Karna gue merasa di kehidupan gue di Jakarta pun sama sekali gak nyantol satu cewek. Tapi di Jogja, gue terpikat sama cewek”
“idih, bijak betul ajaran siapa nih?” cecar Anya.
“kurang ajar”
“pokoknya jogjakarta itu istimewa menurut sudut pandang orang masing-masing sih..” sambung Rendra.
“bener, Jakarta pun ada istimewa”,
“apa?”
“karna masa kecil dan remaja gue ada disana dan tertinggal disana, tapi hati gue menetap dan jatuh di pesona jogja” jelas Anya.
“ jogjakarta dan perpaduan cewek yang gue suka, the happiness of level next.”
“iyain”
Mereka sudah selesai, dan lanjut pulang ke kosan mereka.
Jalanan sepi, tentu saja jogjakarta tidak sepadat Jakarta. Jam 12 saja sudah kosong melompong bak tak punya penghuni, persis penghuni hati anya. Seperti jalan di pukul 12 malam, kosong.
“ jika Lo dikasih pertanyaan, buat milih cinta atau karir, Lo milih apa?”
“gue? —— gak bohong gue milih karir, cinta itu menurut gue gak bakalan penting. Yang gue pentingin gue bisa banggain orang tua gue terlebih dahulu. Karna jaman sekarang harta, jabatan, ataupun karir lebih penting dari pada sok bucin gak jelas. Untung apa?”
“oke, gue setuju sih dan ini milih nikah muda atau nikah tua?”
“hmm, nikah tua Kalo gue. Nikah muda tuh palingan habis itu jualan pop ice di depan rumah. Karna Married old people will be able to think critically about anything. right?”
“If in my opinion yes " ujar rendra.
Ya mereka membahas hal random, bertukar pikiran dan masalah hidup yang menumpuk. Memang gak semua harus diceritakan dan di opinion kan. Namun sharing is a good idea.
— aku sedang ditahap gaktau mau nulis apa, mau nulis konflik tapi gak jago. Tapi kalo seneng terus juga bosen.
— how about u This time?
— aku mau nanya nih, semisal aku bikin cerita lagi tapi tentang Mia dan Aslan? Gimana?.
— sejujurnya aku writer block, gak bisa mikir.
— hmm konflik akan segera dimulai.
— spoiler chapter kali ini akan ku ambil 40 bab saja.
— enjoy!