3.2 terminal tugu Jogja

1.2K 194 3
                                    

— minta maap kalo salah, minta duit juga buat beli bedak : julia.


___

Sabtu sore, Aslan, Bagas, dan tentu juga Mia dan putri mau siap-siap ke terminal tugu Jogja. Tak lain jemput bapak kosan, yang baru pulang dari jenguk cucunya dibandung.

Mia dan putri sebenarnya males buat jemput bapak kosan, tapi katanya bawaannya banyak harus dua mobil jadi mau tak mau harus laksanakan.

Emang mereka Aja yang tersisa di kosan, yang lain ada yang pura-pura pingsan, mencret. Ada yang mau ke kampus. Padahal hari ini hari cuti bersama.

“mia, Lo bisa nyetir kan?”

“punya sim kan?”

Mia menghela nafas, beberapa pernyataan ditunjukkan oleh dia sendiri, padahal Mia aja bingung sama dirinya.

“sim gue dulu nyogok anjir”

“ih yaampun, gue takut satu mobil sama lo” pekik putri.

“kalo Lo takut gue apa, supriah?" Mia tampak frustasi.

“udahlah, nekat aja"

“mending Lo sendiri aja deh, tetiba migrain gue kambuh” alibi putri.

“monyet, SIAPA YANG MAU IKUT GUE? NANTI GUE TRAKTIR MCD?!”

“gue"

“gue”

“gue”

“GUE WOY!”

“traktiran aja kalian pada mau, mana tadi yang mencret hah?!”

“ANYA AYO IKUT GUE!”

“ogah anying, ikut Lo ke terminal malah bablas ke akhirat, belum tentu gue masuk Surga anjir”

“seblak asgar”

“gak"

“mcd sama seblak asgar”

“oke deh, Jan lupa beli es cream 15 ribu"

“tapi Lo depan"

Tenyata, semua itu ternyata bohongan. Yang nyetir tetap Mia dan dikuti oleh Julia dan Anya. Jangan salahkan dia kalo mobilnya Anya akan masuk rumah sakit.

“bismillah ya Allah” doa Mia, lalu mendapatkan toyoran oleh Anya.

“lo Kristen anjir”

“IYA YA ALLAH, EH ASTAFIRULLAH. YAAMPUN”

Udah salah, malah tambah salah. keterusan, hanya Mia.

“yaudah cepet, udah ketinggalan tuh. Bagas udah sampai perempatan” ujar Anya.

Untuk saat ini mobil belum nyemplung sawah untungnya, masih termasuk aman walaupun Julia udah sedikit gila dan pening. Kebanyakan teriak.

“buset, bener kata Anya. Malah bawa gue ke akhirat keknya”

“YA MAKANYA TADI GUE SURUH ANYA AJA YANG NYETIR”

Hampir saja mereka akan jatuh ke dalam gorong-gorong tepi jalan, bahkan Anya saja hanya duduk anteng sambil nyemil makroni.

Bukan manusia.

Alhamdulilah, aman sejahtera sehat sentosa sampai terminal tugu Jogja. Walaupun selama perjalanan Mia dan Julia Seperti ikan pindang, kepanasan. Dan Anya adalah penjual ikan pindang yang berteduh.

“pak Anwar tuh duda Tah?” tanya Anya

“duda mata kau, terus yang dirumah itu siapa anjir. Art nya?” ujar Bagas yang menonyor Anya.

“santai dong”

“tapi btw, keknya pak Anwar cocok jadi duda sugar, punya penghasilan 14 pintu”

“siapa yang duda sugar"

Kerang ajaib, yang di bicarakan malah nongol membawa 12 tumpukan kerdus dan satu ayam jago diapit tas bambu.

“eh pak Anwar, anu. Itu apa mas-mas penjual kresek"

“oalah, ayo Nok,le kita pulang. Bapak udah gerah, pingin adus” perintah pak Anwar yang berlalu hanya membawa ayamnya.

5 orang ini hanya bisa bengong, karna pak Anwar tidak membawa sepersen barangpun selain ayam buruk rupa itu.

“ya Allah, kalo dia bokap gue udah ngambek duluan gue..” ujar Julia lalu mau tak mau membawa beberapa barang.

“ampun dah, dosanya pak Anwar di taruh disini semua apa gimana. Berat banget Gusti..” keluh Bagas.

_

Kondisi terkini sekarang, Mia tak lagi membawa mobilnya melainkan satu mobil dengan Aslan. Lebih mending Mia yang nyetir saja dari pada satu mobil dengan patung monyet safari.

Sunyi banget, Bagas dan pak Anwar malah tertidur sambil berpelukan di keranjang ayam. Kasian pasti ayamnya tertekan.

“laper?” Aslan bertanya pada Mia karna sedari tadi mengelus perutnya, Seperti mengelus jabang bayi.

“hm, enggak. Sakit perut aja..” lirih Mia, karna takut mengganggu ketenangan mereka.

“mules?”

Mia menggeleng. “enggak cuma kekenyangan aja”

Spontan Aslan mengelus Surai lembut Mia yang berantakan. Mungkin saja hati Mia sekarang sama halnya dengan beberapa helai rambutnya yang kacau.

“eh”

“dunia ini Seperti milik berdua, yang lain ngontrak” sindir Bagas, yang terbangun karna tangannya terpatuk ayam.

“diem deh Lo”

“beli pecel dulu bisa gak sih?" Tanya Bagas.

“turunin barang dulu, terus kita cari makan, gimana?” ujar Aslan.

“setuju gue, mumpung free. Bisa keliling Jogja juga..”

“enak aja, Lo bayarin bensinnya mau!?”

“gapapa, gue bayarin 100 ribu, baru gajian” ucap Bagas yang sombong, karna dia baru dapet beberapa uang dari hasil jadi asisten dosen.

“dih sombong" sindir Mia.

“yaudah sih biarin, sekali aja"

Jadi hari ini mereka, ke tugu Jogja namun berangkatnya sedikit terkendala. lalu menggotong 12 dus dalam 10 putaran.

Jadi intinya : pak Anwar adalah raja.

Lainnya babu, selain ayamnya. Dia juga raja.

Hai hai, gimana nih kabar kalian? Semoga sehat selalu tetap jaga protokol kesehatan, dan kalo keluar harus pakai masker ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai hai, gimana nih kabar kalian? Semoga sehat selalu tetap jaga protokol kesehatan, dan kalo keluar harus pakai masker ya!!

Okei, byee💗

kosan AtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang