Udah berapa abad lamanya, beberapa penghuni kosan mulai sibuk dengan adanya skripsi. Dan reza sekarang sudah memutuskan untuk mengikuti jejak sophia. Yang akirnya juga ikut keluar. Sama halnya ia pun juga berat hati dalam mengambil keputusan ini. kayak udah separuh jiwanya tertanam disini. Dengan orang yang kocak. Baik juga.
"bro habis wisuda mau langsung kerja apa nganggur" tanya tegar.
"Lo nanya sama orang yang salah keknya, reza bokapnya punya perusahaan anjir" ujar leo yang ingin sekali memaki di depan muka tegar.
"La emang iya? Gue kan kagak tau"
"Cewek mulu sih otak lu" ujar rendra.
reza bahkan tidak menanggapi percakapan mereka, isi otaknya bahkan berkelana sendiri. Memikirkan hal yang harus ia lakukan sebelum berpisah.
Iya dengan anya. Ia merasa bahwa ia harus menyelesaikan masalah ini denganya. Hatinya bahkan tidak tenang. Memikiran kejadian minggu lalu. Bertemu dengan anya saat di falkutas seni.
"Za, ngelamun mulu, tuh baju lo masukin" ujar leo yang menatap reza dengan pandangan bingung.
"bisa bantu gue gak. ntar gue upah mcd sepuas kalian"
"apa tuh" tanya tegar.
"beresin barang-barang ini ntar gue traktir"
"Kecil itu mah, sono dah cabut"
tanpa basa-basi reza melangkah keluar kamarnya, meninggalkan 3 bujang yang belum tentu bisa di andalkan di kamarnya.
Semoga kopermu bukan isi bom ya za..
dengan langkah tegas, namun penuh ragu ragu ini, iya mulai menaiki anak tangga untuk mencapai pintu kosan 012. iya itu kamar si gadis gitar.
Kebeteulan yang di betulkan, ada mia yang sednag berada di depan kamarnya. Ia sedang mengelus kucing milik julia. Gorio.
"Mia, gue butuh bantuan lo deh.."
"Apa tu bang"
reza berbisik ke mia, lalu perempuan kamar sebelah 012 ini mengangguk. " kecil itu mah, bentar. Jagain gorio"
reza kini menatap gorio dengan bingung, gorio pun menatap reza dengan sinis.
"Gorio, doain gue selamat ya.."
"Meow" lalu kucing itu mengibaskan ekornya dan meninggalkan reza yang cengo.
"Kucing songong amat"
-
Sekarang di balkon kosan aty, tetiba ingatan. Reza flashback ke jaman-jaman dimana dia ketawa karna anya. Ia menjemur spreinya namun kepalanya ikut masuk kedalam kain itu. ga begitu lucu sih, reza aja yang receh."Ada apa bang?" Tanya anya yang tingkahnya seperti orang tidak nyaman.
"Anya, gue ada salah ya?" tanya reza. Ia tidak berani menatap anya.
"ha? Enggak kok.."
"tapi gue rasa, gue punya."
"Emang apa?"
"waktu di fakultas lo.."
"Ohh, itu mah santuy aja, gue kemarin buru buru aja"
"Beneran?"
"Yoi bang, santai aja"
"Syukur lah kalo gitu" reza bisa menghela nafas dengan lega sekarang.
"oiyaa cewek kemarin tuh, pacar lo bang?" tanya anya yang terlihat santai.
"itu, tunangan gue.."
Tercekik, entah kenapa. Seperti waktu berhenti 1 detik bagi anya. Nafas yang tiba-tiba memberat. "wah.."
"congrat's bang. Baru tau gue." Ujar anya yang memperlihatkan senyum nya.
ia tidak senyum bahagia, ia seperti tersenyum untuk mengikhlaskan.
"anya.."
" i'm sorry, maaf. Maaf kalo kata tadi itu nyakitin perasaan lo."
"Apa sih bang, gue gapapa. Kita kan udah kayak keluarga.."
"anya.." dengan reflek reza memeluk anya di dekapnya, dengan erat.
"Nangis aja, aku tau anya"
dan saat kalimat itu tertuai pada tutur reza, disitu juga sang empu menangis dengan diam. Air matanya menetes. Sakit, dua kalinya ia merasakan hal patah hati. bahkan ini belum dimulai, namun di paksa untuk berhenti.
Anya melepaskan pelukanya, lalu menatap reza dengan raut muka yang tidak bisa di deskripsikan.
"Reza, semoga lo tetap jadi cowok yang baik ya. tetap jadi reza yang gue kenal. Mungkin saatnya gue ucapin kalimat ini.."
"hati hati di jalan.."
"Gue seneng ketemu lo.."
"Gue seneng bertemu dengan luka baru, yang gue buat sendiri"
"terimakasih atas interaksi ini.."
" yaudah deh bang, gue ke bawah ya. jam 3 gue ada kelas soalnya"
tanpa menunggu jawaban dari reza, anya buru buru pergi dari balkon. Mungkin ini akan menjadi tempat yang paling di benci sama anya. Mungkin.
air mata memang susah untuk di tahan, anya menabrakan badaya di tubuh leo yang baru saja mengambil air di dispenser lantai dua.
"eh eh kagak mukhrim neng—etdah nangiss" ujar leo.
anya malah makin mengeratkan pelukanya ke leo. Empunya hanya bisa menahan sesak. Lalu dengan kasian ia mengelus surai hitam anya.
"everything is gonna be okay anya.."
"hmm be okay, to be not okay"
"I'm not"
_
- ehehehe gimanaa plot twist gakk.
- wu si rezaaaa main prenjonin anak orang aja.
- 1 chapter menuju tamatt.
- bakalan kangen gak kaliann?
-sorry kl ada typoo yaa
- have a nice dayyy semangat yang buat jalanin puasaa ayang ayangg🤍✨